Sebelum baca, alangkah lebih afdal kalo kalian klik dulu ☆ yang ada di bagian pojok kiri bawah supaya berubah jadi ★
Biar enggak kosong kayak hati(mu), heheTerima kasih😊
💘
"AH, Nara, lagunya ganti, dong! Jadul amat selera kamu!" Lata bersungut-sungut mendengar lagu yang mengalun dari ponsel Nara saat jam kerja. Katanya, sebagai pelipur jenuh. Namun, bukannya terhibur, Lata malah makin jenuh dengan lagu pilihan temannya itu.Nara tidak mengindahkan protes temannya dan tetap fokus menginput data-data keuangan kantor ke komputer. Ia tidak ingin suasana hatinya terganggu hanya karena Lata protes tentang lagu pilihannya yang sudah terputar berulang kali.
Lagian, apa salahnya dengerin lagu jadul? Toh, bagus dan enak didengerin. Apalagi, waktu tau artinya. Huh, pola pikir Lata kali yang jadul! batin Nara sambil menyenandungkan lagu "Andai Dia Tahu" dari Kahitna yang akhir-akhir ini menjadi lagu wajibnya setiap hari.
"Duh, Nara. Ganti, dong, lagunya. Hampir 100 kali, lho, kamu play lagu itu. Enggak bosen, hem?"
Nara mendesis samar. "Emang kenapa, sih? Kalo kamu enggak sama lagu yang aku play, kenapa enggak dengerin sendiri lagu lain dari handphone kamu?" Terpaksa, Nara meladeni Lata.
"Ya ... mumpung ada yang lagi nge-play musik, jadi sekalian aja aku ikut. Ganti, ya, Na. Please," rengek Lata sambil menyatukan kedua telapak tangan di depan wajah.
Nara menghadap pada Lata dan berkata penuh penekanan, "Eng-gak!" Ia kembali menghadap komputer dan mengetik. "Aku lagi suka lagu ini, La. Jadi, terserah aku, dong. Kalo kamu masih protes, tutup aja telinganya. Enggak usah bawel!"
Lata mengerucutkan bibir, kecewa karena permintaannya tidak dikabulkan Nara. "Lagian, kenapa, sih, kamu suka sama lagu itu? Sampe diputer berulang kali. Enggak biasanya juga kamu kerja sambil dengerin lagu. Hem, pasti ada sesuatu, nih. Iya, 'kan?" desak perempuan berambut panjang itu sambil menuding Nara.
"Emang lagi suka aja, kok. Emang 'sesuatu' macam apa yang kamu kira?"
Lata mengedikkan bahu. "Ya ... karena lagunya ngingetin kamu sama seseorang, mungkin."
Perkataan Lata tersebut membuat Nara refleks menghentikan aktivitas. Tatapan perempuan itu nanar ke depan. Ia lantas melirik teman kantornya. "Kalo iya, kenapa?"
Lata tercengang dan refleks membekap mulut saking terkejutnya. Ia tersenyum senang dan menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Nara. "Wah, bener? Ngingetin sama siapa, nih?" desaknya.
Nara tersenyum dan menyandarkan punggung ke kursi kerja. Tidak ada salahnya ia beristirahat sejenak dengan mengobrol bersama Lata. Asal tidak ketahuan atasan saja.
"Siapa, Ra?" Lata kembali mendesak. Kali ini, sambil menggoyang-goyang lengan temannya.
Nara menyingkirkan tangan Lata. "Ah, tanpa aku jawab juga kamu pasti tau."
Lata tersenyum jahil mendengar jawaban Nara. Perempuan itu lantas ikut menyandarkan punggung ke kursi. "Oh, Sakra, ya?"
Nara menatap Lata sekilas. Ia tersenyum dan mengiyakan.
"Jadi, gimana hubungan kamu sama dia? Ada perkembangan?"
Ditanya seperti itu, Nara merasakan hangat yang menjalar di permukaan kedua pipi. Ia tersipu saat terngiang kejadian kemarin Sabtu di taman bermain, tepatnya momen saat menjajal wahana bianglala.
"Hei! Malah diem," tegur Lata sambil menepuk lengan Nara.
"Aduh, santai, dong!" Nara mengelus-elus lengannya yang ditepuk cukup keras oleh Lata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Way of Love | @penaka_
Romance[Romance] - [Tamat] Nara dipertemukan kembali dengan Sakra, cinta pertamanya yang tak tergapai sewaktu SD. Pertemuan yang mengejutkan sekaligus menyenangkan bagi Nara. Apalagi, hingga benar-benar dapat menjalin hubungan asmara dengan Sakra setelah 1...