NATADEAN 14

23 3 0
                                    

"Kenapa kita harus bertemu lagi?" 

_

_

_

Akhirnya, mobil Dean sudah terparkir di depan rumah Nata dan pas sekali hujan mulai reda.

"Makasih kak," ujarnya ketika sudah keluar dari mobil.

"Hm," jawab Dean singkat.

Setelah mobil Dean sudah mulai menjauh, Nata bergegas masuk dan mandi. Setelah itu ia memilih duduk di balkon kamarnya. Tangan kanannya bergerak menggambar sebuah design gaun di selembar kertas. Ini sudah menjadi hobinya sejak kelas 1 SMP. Menikmati angina sore ditemani secangkir teh, membuat ide dalam pikirannya semakin banyak dan rasanya ingin ia tuangkan dalam design bajunya.


Hari kemarin sudah berubah menjadi hari esok. Pagi ini Nata sudah duduk di meja kelasnya, menyimak guru sedang menjelaskan materi. Selembar buku catatan sudah penuh dengan tulisan, kini ia beralih ke lembar selanjutnya.

"Anak-anak, untuk materi sampai disini saja, untuk tugasnya, silahkan kerjakan dari halaman 10 sampai 11 ya, dikumpulkan besok" perintah Bu Hani dan pas sekali bel istirahat berbunyi, seisi kelas berhamburan keluar kelas, sama halnya dengan Nata, ia memilih keluar kelas sendirian menuju taman sekolah, berencana untuk mengerjakan tugas tadi. Kalau kalian nanya Dira dan Kitara kemana, mereka ada kepentingan masing-masing.

"Tugas lagi, semangat Nata," ia memilih tempat favoritnya sebagai tempat mengerjakan tugas. Membuka halaman perhalaman sampai menemukan halaman yang dimaksud. Matanya membaca setiap kalimat perintah tugas di buku tersebut, kemudian tangannya menuliskan jawabannya.

"Rajinnyaaa," suara seseorang mengagetkan Nata yang sedang fokus mengerjakan tugas.

"Astagfirullah, kak," ucap Nata kaget.

"Ngerjain tugas? Sini gue bantuin," Dean ikut duduk di sebelah Nata, dua orang ini kenapa nempel mulu sih, iri.

"Nah boleh," jawab Nata antusias. Sekarang rasanya mengerjakan tuags sudah tidak terlalu memuakkan karena diselingi canda bersama Dean.

"Ini kali jawabannya," ujar Nata sambil menunjuk jawaban yang benar.

"Dodol lo, yang ini lah," elak Dean.

"Lo kali yang dodol, liat nih sesuai sama catetan gue," Nata menunjukkan buku catetannya.

"Oiye, salah gue,"

"Hahahhaa, dodol," ujar Nata sambil tertawa.

Plak.... Ditengah-tengah suasana bahagia, tiba-tiba satu tamparan melayang di pipi Nata.

"Awhhh, kak Gita!" teriak Nata emosi.

"Gita!, lo bener-bener ya, mau lo apa gila!" Dean juga ikut tersulut emosi.

"Kan udah gue bilang, gue gak mau lo deket-deket Dean, lo punya kuping gak sih!" Gita teriak-teriak emosi.

"Emang lo-," Dean yang baru saja mau melawan Gita tapi ucapannya terpotong.

"Emang lo siapa?" Nata memajukan langkahnya, mendekat kearah Gita, tatapannya tajam, membuat langkah Gita mundur tanpa ia sadari.

"Emang lo emaknya Kak Dean? pake ngatur-ngatur lagi," rasanya malas harus berhadapan dengan orang macam Gita, akhirnya Nata memilih memutar balikkan badan dan berniat untuk kembali ke kelas.

"BACOT!" teriakkan Gita membuat Nata berbalik arah menjadi menghadapnya lagi, rupanya tangan Gita juga sudah siap untuk menampar pipi Nata lagi, tapi kali ini Nata sigap dan segera menahannya.

"Iri lo?" nada bicara Nata dibuat sesantai mungkin, ditambah smirk diakhir kalimat, tangan kananya masih menahan tangan Gita.

"LO!" Gita sudah kehabisan kata-kata, ia melepas tangan yang di cengkeram kuat oleh Nata dan juga menahan malu, baru kali ini ada yang berani melawannya. Ia memilih pergi dari sana. Hal ini membuat Dean dan beberapa siswa yang lewat terpelongo, baru kali ini Nata menunjukkan sisi beraninya melawan Gita. 

"Pada dasarnya emang cupu, treak-treak doang lo, yeu," ucap Nata santai dan kembali mengerjakan tugasnya. Pipi Nata di usap lembut oleh laki-laki di sebelahnya.

"Merah," ujarnya singkat.

"Gapapa, biasa aja," jawabnya.

"Ntar dikompres," ujar Dean lagi dan diangguki Nata. Sepasang mata ternyata sejak tadi masih mengamati kedua orang ini dengan geram. 



NATADEAN: A MISUNDERSTANDING BETWEEN USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang