"Kenapa kita harus bertemu lagi?"
_
_
_
Tring....
Dari sebrang sana, notifikasi ponsel Nata berbunyi.
ISI CHAT
Raga: "Happy Birthday Nataaa,"
Nata: "Gila telat banget lo, males gue,"
Raga: "Ya maap, lupa,"
Nata: "Lupa?, parah banget lo gila,"
Raga: "Ya Allah maap dah, besok gue jajanin,"
Nata: "Oke deal,"
Raga: "Di sogok aje mau lo,"
Raga: "Seru liburan bareng Kak Dean?"
Nata: "Yoii seru dong,"
Raga: "Hm, have fun dah,"
Nata: "Makasiii Raga,"
Raga mengakhiri percakapan dengan membaca pesan terakhir dari Nata. Lalu ia membuang nafas panjang dan tak lama ia bersuara.
"Gue pasti bisa dapetin Nata," kedua bola matanya menatap lurus kedepan dengan tatapan yakin. Berbeda dengan Raga yang sedang galau, Nata malah tertawa ngakak setelah saling mengirim pesan dengan Raga.
"Hahahaha, Raga ngakak gue. Apaan bisa-bisanya dia lupa ultah gue, dasar fake friend, gapapa deh, besok gue dijajanin," ujarnya sambil masih setia tertawa. Dean yang berdiri di sampingnya hanya diam dan menatap Nata dengan tatapan tidak suka. Tapi lagi-lagi Nata tidak sadar.
Keluarga Nata dan Dean menghabiskan malam minggu dengan bakar-bakar hewan laut, seperti ikan bakar, udang dan cumi, tak lupa es kelapa. Walaupun sudah malam dan udara sudah cukup sejuk, tapi es kelapa tetap tidak boleh terlewat.
"Uhuk uhuk uhuk," Dean terbatuk-batuk karena terkena asap.
"Aduhhh panas-panas," Devan ribut sendiri karena tangannya tak sengaja terkena arang panas.
"Woii, ih kak ngipasnya jangan kearah gue kali. Perih mata gue kena asep," Nata juga tak kalah ribut. Namun keributan itu tiba-tiba menjadi sunyi ketika terdengar suara perempuan.
"Wahhhh asik bener, aku dilupain," ujar wanita itu. Seluruh orang disana menengok kearah sumber suara. Nata yang sudah mengetahui siapa sosok itu langsung berlari dan memeluk erat sosok itu.
"Kak Mishaaa," serunya, meninggalkan semua pekerjaan yang sedang ia kerjakan tadi.
"Hahaha, si bocil udah gede," ujar kakak perempuan Dean itu. Misha namanya.
"Idih, pas ketemu Kak Misha kok lo bisa langsung inget?, sama gue lupa," ujar Dean.
"Iya, gue lupa sama lo kak, tapi sama Kak Misha kok bisa inget ya? Padahal pas kecil sering juga gue main sama lo deh Kak perasaan," ujarnya pada Dean.
"Nah itu, aneh lo," jawab Dean, lalu kembali sibuk dengan masakannya.
"Heh udah-udah, Misha sini, kamu ditungguin dari tadi," ujar Sofia smabil mengajak Misha untuk duduk di kursi yang masih kosong. Lalu dilanjut mereka mengobrol ramai bersama. Misha baru bisa datang menyusul karena, ia ada keperluan untuk tugas kampusnya yang tidak bisa ditunda.
Sejak tadi makanan belum juga selesai di masak. Yang ada hanya keributan yang ditimbulkan oleh ketiga anak itu.
"Ini kapan kelarnya deh, sini kita aja," ujar Rani, lalu para orang tua ditambah Misha pun mengambil alih pekerjaan Nata, Dean dan Devan.
"Ma, aku pergi bentar ya kedepan," ujar Devan.
"Iya, hati-hati," jawab Rani. Sedangkan Dean dan Nata sudah kabur duluan ke bibir pantai untuk menikmati laut dari jarak yang lebih dekat.
"Kak fotoo sini, " seru Nata sambil mengeluarkan kamera polaroidnya. Dean pun berpose.
"Keceee, kek cogan-cogan cool gitu gak siiii," Nata menggoda Dean yang mulai malu setelah melihat hasil jepretan Nata itu.
"Gantian lo sekarang," ujar Dean sambil mengambil kamera yang ada ditangan Nata. Hanya dengan senyuman manis, Nata sudah terlihat cantik.
"Wesshhh cantik kaleee," Gantian Dean menggoda Nata, tapi Nata bukan tipe malu-malu seperti Dean.
"Emang gue cantik, baru tau lo?" ujarnya penuh percaya diri.
"Nata, Dean. Ayoo main iniii," seru Devan sambil membawa sekantong kembang api.
"Wahhhh kreatif lo tumben," ujar Nata sambil mengambil satu batang kembang api.
"Kak Misha ayo sini ikutan," teriak Nata pada Misha, tak butuh waktu lama, Misha menyusul. Devan menyalakan korek api, Nata, Dean dan Misha pun menyulut kembang api satu persatu.
"Yeayyyy," seru Nata sambil berlari-lari membawa kembang api di tangannya.
"Foto-foto," seru Misha.
"Pa, tolong fotoin," teriak Nata pada papanya.
"Oke siap, satu, dua, tiga," papa Nata memberi aba-aba.
"Terimakasih papa," ujar Nata.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATADEAN: A MISUNDERSTANDING BETWEEN US
RandomKisah yang bermula ketika MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Seorang siswi baru yang sangat membenci kakak OSIS yang menjadi panitia MPLS kala itu. Kakak kelas jutek, dingin namun tampan. Namun, seiring waktu, keduanya saling menaruh hat...