"Kenapa kita harus bertemu lagi?"
_
_
_Berbeda dengan Dira yang mengawali Minggu pagi dengan bersih-bersih rumah, Nata memilih membiarkan dirinya terlelap dalam mimpi yang tak berujung, hingga suara bising dari ponselnya memaksa mimpi itu berhenti.
“Aissh berisik banget,” ujarnya sambil bangkit dan mematikan alarm yang nerbunyi.
“Gue lupa matiin alarm, jadi bangun pagi deh,” ia terus saja uring-uringan karena alarm yang mengganggu tidurnya. Niatnya ingin kembali tidur, namun kini suara bel rumah yang mengusiknya.
“Bisa gak sih sehari aja, jangan ganggu gue gitu,” mau tak mau Nata membukakan pintu untuk tamu yang datang sepagi ini.
Dengan rambut acak-acakan dan nyawa yang belum terkumpul, Nata berjalan lesu kearah pintu rumah.
“Siapa?” teriaknya.
“Gue, Raga,” jawab orang dari balik pintu.
Tak perlu pikir lama, Nata membukakan pintu untuk Raga.
“Ngapain lo? Ganggu gue tidur aja,” ujarnya sambil merebahkan diri diatas sofa abu.“Nih, sarapan nasi uduk, gue tau lo pasti belum bangun, belum sarapan, belum bersih-bersih rumah, sama belum belanja kebutuhan yang menipis, udah akhir bulan soalnya,” jelas Raga panjang lebar.
“Heem, tapi jangan dateng kepagian kali,” jawab Nata dengan mata yang terpejam.
“Pagi mata lo pagi, liat, udah jam sembilan,” seru Raga yang kini sibuk menata sarapan yang dibawanya.
“Jam sembilan tuh masi pagi, gue pengen bangun jam dua belas,”
“Gila, anak gadis kok bangun jam dua belas,”
“Suka-suka gue, udah gue mau tidur lagi,” Nata beranjak dari aifa menuju kamarnya, namun dengan sigap Raga menahannya.
“Eitsss, cepet mandi, habis itu makan,” ujar Raga sambil menghalangi jalan Nata.
“Ah elah, sumpah gue ngantuk banget,”
“Dah cepetannn Nataaa,” seruan Raga tak bisa lagi di tolak oleh Nata. Raga sudah 11 12 dengan mamanya.
•••
Kenyaaangg,” ujar Nata setelah melahap nasi uduk yang dibawa Raga.
“Ntar gue temenin lo belanja ya, gue mau beli bahan-bahan juga,” ujar Raga yang dijawab deheman oleh Nata.
“Nah sekarang, lo duduk di sofa itu, jangan ganggu gue dan jangan turun dari sofa itu sebelum gue suruh, ngerti?” perintah Nata, yang Raga sudah paham artinya Nata akan berbersih rumah.
Berawal dari mencuci piring, lalu mengganti seprai kasur dan bantal, lap meja, menyapu, mengepel, vacum sofa dan terakhir memberi pewangi ruangan untuk kamar mandi dan semua ruangan di rumahnya.
Walaupun terlihat malas, tapi jika Nata sudah niat dan jiwa rajinnya datang maka rumah akan bersih dalam sekejap.
“Huh capek,” ujarnya, lalu menghempas diri ke sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATADEAN: A MISUNDERSTANDING BETWEEN US
RandomKisah yang bermula ketika MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Seorang siswi baru yang sangat membenci kakak OSIS yang menjadi panitia MPLS kala itu. Kakak kelas jutek, dingin namun tampan. Namun, seiring waktu, keduanya saling menaruh hat...