"Kenapa kita harus bertemu lagi?"
_
_
_
Setelahnya Dean melepas jasnya dan menyampirkan di belakang kursi, kini ia hanya menggunakan kemeja putihnya.
“Demejnya kak,” batin Nata tak karuan melihat Dean yang hanya melepas jas.
•••
Mereka makan bersama. Menikmati setiap hidangan yang disajikan diselingi tawa.
“Sini gue mau foto lo,” ujar Dean sembari mengambil ponsel di kantongnya.
“Gamau,”
“Harus mau, mau pamerin cewe cantik,” ujar Dean.
“Heleh,”
“Cepetan,”
“Yayayaya,”
Cekrek… Dean mengambil foto Nata.
“Kenapa ditutupin pake gelas sih?” gerutu Dean.
“Biarin wlek,” ejek Nata.
“Sekarang gue juga mau fotoin lo,” giliran Nata yang mengambil foto Dean.
“Gak usah nutupin mukam gue cuman mau foto bagian tangan lo,” lanjutnya ketika Dean mulai sibuk mencari sesuatu yang bisa menutupi wajahnya.
“Idih,”
Saat Nata asik menyantap hidangan penutup, diam-diam Dean mengambil foto dengan kamera yang pernah diberikan oleh Nata.
“Eh, main foto-foto aje lo,” protes Nata sambil berusaha merebut kamera Dean.
“Btw, itu kamera yang pernah gue kasih gak sih?” yap, Nata sadar akan hal itu.
“Cieee masih disimpen,” lanjutnya.
“Iya lah gue simpen, masa gue buang, kan sayang,” jawab Dean sambil melihat hasil foto paparazinya tadi.
“Yaahh, yang disayang kameranya bukan yang ngasih,” saut Nata. Membuat Dean membeku.
“Becanda hohoho,” ejek Nata lalu ia lanjut makan.
•••
Sekiranya sudah satu jam mereka asik dengan dinner semi romantis itu.
“Ikut gue yok,” ajak Dean sambil berdiri dan mengulurkan tangan.
“Kemana?” tanya Nata.
“Ikut aja,” karena tak kunjung mendapat balasan uluran tangan, Dean menarik pelan tangan Nata dan mengajaknya memasuki lift.
“Mau kemana sih?” tanya Nata dengan nada yang ditinggikan.
“Santai kali, ntar lo juga suka,” jawab Dean santai.
Ting…
Pintu lift terbuka, pertama kali yang Nata lihat adalah hamparan luas dan angin malam yang membuat rambutnya tersapu angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATADEAN: A MISUNDERSTANDING BETWEEN US
SonstigesKisah yang bermula ketika MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Seorang siswi baru yang sangat membenci kakak OSIS yang menjadi panitia MPLS kala itu. Kakak kelas jutek, dingin namun tampan. Namun, seiring waktu, keduanya saling menaruh hat...