EPILOG

19 1 0
                                    

"Gue bersyukur, kita dipertemukan kembali,"
_

_

_

Tinnn…tinnn

Bunyi klakson mobil yang tidak asing di telinga Kitara. Dengan setelan biru muda dan perpaduan celana berwarna coklat cream dengan hijab warna senada, ia menggunakan sepatu putihnya. Membuka pintu rumah, menyapa hangat seseorang di dalam mobil hitam itu.

“Pagiii,” sapanya, ketika pemilik mobil menurunkan kaca.

“Pagii, ayo masuk,” balasnya.

Kitara membuka pintu mobil itu dan duduk disebelah kursi pengemudi.

“Cakep kan Se, kemeja yang gue pilihin?” ujar Kitara setelah ia sudah membenahkan posisi duduknya.

“Iyaaa, demi lo nih gue mau kopelan kemeja, celana, untung gak lo suruh kopelan hijab,” gerutu Sean sambil lanjut mengemudi.

“Kita mau ke mana nih tuan putri?” lanjutnya.

“Taman bunga yang gue bilang waktu itu,”

“Siappp,”

•••

“Gimana, bagus kan Se?” ujar Kitara sambil terus menatap bunga matahari yang tumbuh dengan begitu cantik.

“Heem, bagus, bunganya cantik,” balas Sean.

“Cantik kayak lo,” lanjutnya. Bukannya melihat senyuman manis atau pipi merona, Sean malah mendapat pukulan dari Kitara.

“Eh, eh, udaaahh, itu tas lo isinya apa sih? Sakit banget sumpah,” serunya ketika Kitara tak berhenti memukul Sean.

“Berisik lo,”

Keadaan kembali hening, keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Sampai, diam-diam Sean memasang tripod dan kamera untuk mengambil video kebersamaan mereka ini.

“Se, li---,” sadar Sean tak ada disebelahnya, Kitara mengedarkan pandangan mencari sosok itu.

“SEAAANNN! LO NGEREKAM APAAN!” Kitara histeris ketika Sean tertawa melihat hasil rekaman di kameranya.

“Kit liat, muka lo lucu, planga-plongo pas nyariin gue,” tanpa dosa, Sean tertawa terbahak-bahak.

Bugh….

Kitara berlari kearah Sean dan memukulnya dengan tas totebagnya itu.

“Kit, ampun-ampun,” Sean terus berlari, berlari kearah hamparan luas dengan rumput hijau.

“SINI GAK LO SEAN! DASAR BOCAH GILA!” seru Kitara sambil terus mengejar Sean.

Keduanya asik bermain kejar-kejaran, dipenuhi dengan tawa, senyuman dan kebahagiaan. Bagi mereka, status bukan segalanya.  Bisa berkomitmen untuk menjaga hati saja sudah cukup untuk mereka. Karena prinsip mereka, jodoh gak akan kemana.

“Cinta, tak selamanya harus memiliki” -Kitara, Sean


•••••••••

NATADEAN: A MISUNDERSTANDING BETWEEN USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang