NATADEAN 36

17 1 0
                                    

"Kenapa kita harus bertemu lagi?"

_

_

_

Setelah masalah selesai, semuanya keluar ruangan. Nata yang berjalan menyusuri koridor untuk kembali ke kelas tiba-tiba mendapat bisikkan dari Gita yang berjalan sejajar dengannya.

"Kenapa lo gak cerita yang seujujurnya? Takut lo? Atau mau ssok pahlawan?" bisik Gita.

"Udah untung gue gak cerita yang sejujurnya, kalau gue cerita, emak gue bakal bawa lo ke jalur hukum,"

"Lo aja gak punya bukti," jawab Gita remeh.

"Emak gue jago kalau masalah gitu, matanya banyak dimana-mana, jangan main-main lo sama gue," jawab Nata yang kemudian berjalan mendahului Gita.

"Rese" umpat Gita, dia belum tau saja kalau mama Nata mantan intel ><.


"Nat aman?" tanya Dira yang melihat Nata kembali ke kelas.

"Aman,"

"Btw jamkos kah ni?" lanjut Nata.

"Iyaa," kini Raga yang menyahuti.

"Lo ceritain semuanya?" tanya Raga.

Gelengan adalah jawaban yang diberikan Nata.

"What?!, masih gak mau jujur gara-gara ada mama lo?"

"Lagian kalau gue jujur, kan gak ada bukti juga,"

"Emak lo kan jago nyari bukti kayak gitu dodol!" seru Dira, dengan tangan yang hampir saja ingin memukul kepala Nata.

"Jangan gila, pala gue baru bener," jawab Nata sambil menghindar.

"Oiya, nyaris aja korslet lagi," ujar Dira.

Selagi tiga sekawan itu sibuk mengoceh, Raga diam-diam membuka ponsel dan mengirim pesan ke sebuah nomor.

ISI CHAT

Raga: "Gue tunggu lo di atap sekolah,"

Gita: "Mau apa lo?"

Raga: "5 menit lo gak disini, video yang bakal bikin lo di D.O dari sekolah bakal gue sebar,"

Gita: "Video apa, HAH!"

Raga: "Gak usah ngebacot, waktu lo sisa 4 menit,"

Gita: "Raga! Raga! Rese lo!"

Setelahnya, Raga berjalan menuju atap sekolah.

"Eh Raga mau kemana?" pertanyaan yang Nata lontarkan sempat menahan langkah Raga.

"Bentar Nat, gue ada perlu," jawab Raga, tanpa menunggu jawaban Nata, ia bergegas pergi.

"Et dah buru-buru amat," ujar Nata, yang kemudian lanjut mengobrol.


"5, 4, 3, 2, 1, 0" Raga menghitung dan pas, hitungan terakhir, Gita samapi di atap sekolah.

"Huh, huh, huh,"

"V-Video apa yang lo maksud hah?!" ujarnya.

"Ini," jawab Raga sambil menunjukkan video rekaman cctv sekolah yang sempat ia minta ketika Nata dirawat di rumah sakit selama satu minggu.

"L- lo dapet dari mana, video itu?" tanya Gita penuh ketakutan.

"Ini dari sumber terpercaya, cctv sekolah," jawab Raga santai. Cctv itu terpasang di koridor sekolah, yang pas menangkap Gita berjalan menuju toilet setelah Nata masuk dan keluar toilet sendirian tanpa Nata.

"Lo tuh emang dodol si aslinya, mau bertindak tapi malah bikin jejak,"

"Bacot lo Ga!, awas aja kalau video itu sampai kesebar," ancam Gita sambil menodongkan telunjuknya tepat di depan wajah Raga.

"Ups, jempol gue gerak sedikit aja, video ini akan di tonton jutaan manusia. Gue gak bakal diem, liat sahabat gue lo giniiin,"

"Raga!, please, jangan sebar video itu, gue gak mau masuk penjara," Gita memohon, hingga bertekuk lutut di depan Raga.

"Gak akan ada yang bisa ngerubah keputusan gue, kalau udah bersangkutan dengan kebahagiaan Nata,"

"Kenapa lo gak sadar sih?! Nata gak pernah peduli tentang itu! Dia cuman peduli sama Dean, Dean dan Dean, mau sampai kapan pun Nata akan selalu begitu," ucapan Gita berhasil membuat Raga terdiam.

"Gue bisa ubah perasaan Nata buat Dean," jawab Raga kemudian.

"Lo pikir segampang itu?" Gita beralih menatap Raga yang berdiri di depannya, butuh untuk mendongakkan kepala untuk menatap Raga, karena posisi Gita yang masih setia berlutut.

"Lo pikir selama ini, Dean bener-bener benci sama Nata? Engga, engga Ga, selama gue disisi Dean, yang dia pikirin cuman Nata, bahkan pernah dia sebut nama gue jadi Nata, hingga pada akhirnya, dia milih untuk cerita ke gue tentang semua masalah dan rasa bersalahnya ke Nata,"

"G-gue kira, selama ini Dean mulai ada rasa buat gue, tapi gue salah, itu alesan kenapa gue selalu mau Nata mati!" jelas Gita dengan isakkan dan air mata yang terus jatuh.

"Bangun," ujar Raga.

"Apa Nata juga kayak gitu ke gue?" lanjut Raga.

"Gue ngerasa mereka sama aja, gak mudah untuk ngelupain satu sama lain," jawab Gita, meyakinkan Raga.

"Kalau gitu, gue bakal bantuin lo dapetin Nata, dengan satu syarat," lanjut Gita.

"Apa?"

"Jangan sebar video itu," ia rela menangis dan menceritakan semua kebenaran itu pasti ada alasannya bukan?.

"Lo yakin?" Raga tanpak ragu untuk menjawab.

"Gue yakin, gue akan dapetin Dean dan lo dapetin Nata," jawab Gita.

"Oke deal," pengaruh Gita memang sangat kuat.

Setelah membuat perjanjian, Gita memilih kembali ke kelas terlebih dahulu.

"Lo pikir gue bodoh? Gue memang sakit denger cerita dari lo, tapi bukan berarti gue gak akan bongkar video ini suatu hari nanti, kebusukkan lo gak akan terus terpendam Gita," Raga memang cerdas, di satu sisi ia membela sahabatnya dan di satu sisi, usahanya untuk mendapatkan Nata akan lebih mudah, karena dibantu oleh Gita. 

NATADEAN: A MISUNDERSTANDING BETWEEN USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang