NATADEAN 51

10 1 0
                                    

"Kenapa kita harus bertemu lagi?"
_
_
_

Sepergian mobil Nata, Raga terduduk lemas. Nafasnya terengah-engah, tatapannya kosong.

“Lo gila Ga?” suara Gita terdengar dari arah belakang Raga.

“Lo ngehancurin semua rencana kita! Lo bisa dapetin Nata, pelan-pelan Ga, jangan gegabah kayak gini,” lanjutnya.
Raga menoleh, menatap Gita.

“Gue, gue, ahh, gue gak tau kenapa bisa kayak tadi,” ucapnya lemah.

“Gue bener-bener gila barusan, Nata pasti benci sama gue dan gak mau ketemu gue lagi,”

“Baru nyadar sekarang lo?” seru Gita.

“Terus gue harus gimana Git?” Raga tampak pasrah.

“Masuk mobil, kita bahas di rumah lo,” ujar Gita sambil berusaha menarik Raga.

•••


Dean tampak fokus menyetir mobil Nata, hening, tidak ada percakapan.

“Mobil lo gimana?” suara lemah Nata menjadi pembuka percakapan.

“Gampang,” singkat, hanya itu, lalu kembali hening.

Sejak tadi, pikiran Nata kalut. Ia benar-benar dibuat gila untuk kedua kalinya oleh orang terdekat. Dean, lalu Raga.

“Dia orang yang paling ngertiin gue, dia orang yang selalu ada buat gue,” ujarnya ditengah keheningan. Sontak Dean menoleh.

“Gue gak percaya, dia bakal kayak gini,” Nata menghembuskan nafas panjang.

“Dia bilang, dia gak mau ada orang yang ngelukain gue,” kini air matanya menetes.

“Tapi dia sendiri ngelakuin itu ke gue,” lanjutnya.
Dean menepikan mobil, matanya menatap bekas merah di leher Nata. Apa Raga mencekik sekuat itu?.

“Kita pulang ya, gue obatin dulu bekas lukanya,” Dean tidak menggubris ucapan Nata. Ia tau, Nata hanya butuh melampiaskan semuanya.


•••


Kini Nata dan Dean sudah duduk di sofa abu milik Nata, dengan sekotak P3K.

“Merah banget,” ujar Dean sambil mengompres leher Nat.

“Apasih lo ngomong gitu mulu,” seru Nata.

“Ya emang merah,”

Sedangkan Nata hanya berdecak.

“Kak, ini jadi keinget kejadian beberapa tahun lalu ya,” ujar Nata setelah hening beberapa saat.

“Maksud lo? Waktu ada rumor lo di cekek sama Gita?” tanya Dean remeh.

“Rumor?” Nata menegakkan posisinya.

“Iya rumor,” jawab Dean setengah meledek.

“Kok lo ngeremehin gitu sih? Gue nyaris mati gara-gara Kak Gita!”

“Gue tau lo sampe masuk rumah sakit, tapi gak usah bawa-bawa Gita,” jawab Dean sambil merapihkan peralatan P3K.

NATADEAN: A MISUNDERSTANDING BETWEEN USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang