🔪Six

1.5K 167 5
                                    

6. Tersangka

-Happy Reading!-

🔪
🔪
🔪


Valeska dan Alego duduk diam diruang autopsi menunggu sang dokter keluar dengan surat hasil autopsinya.

"Alego!"

Alego dan Valeska menoleh, terlihat dokter yang melakukan autopsi itu menghampiri mereka, langsung menyerahkan sebuah surat yang langsung di terima keduanya.

"Dari hasil autopsi, di temukan kembali sejumlah 6 luka kecil yang tidak teridentifikasi sebelumnya dari jenazah Bu Revalina, 4 diantaranya saya yakini adalah luka di sengaja."

Valeska membalik kertas itu, melihat foto-foto hasil visum dari jenazah sang mamah di sana. Matanya tertuju pada salah satu foto luka panjang di lengan kiri Revalina.

Satu dugaan langsung muncul di benaknya.

Ini luka sayatan. Tapi kenapa luka itu agak miring ke kanan? Seakan-akan luka itu nggak sengaja terbentuk.

Dia lalu melihat sebuah luka setitik kecil di jari-jari yang terfoto.

"Dok, luka dijari Mamah saya apa temuan terbaru juga?" tanya Valeska.

Dokter itu mengangguk, "betul, dan sepertinya itu berhubungan dengan luka lain."

Valeska mengangguk, dugaannya benar ternyata.

Pasti terjadi sesuatu dihari kecelakaan itu, sampai buat mamah memberontak hingga dapat luka tak seretan pisau di tangannya.

"Menurut dokter kenapa Mamah saya mendapatkan luka itu?" Kali ini Alego bertanya.

"Saya menduga terjadi sesuatu dihari kecelakaan terjadi, lebih tepatnya pada Bu Revalina karena dalam jasad Pak Kendra tak di temukan luka lain selain di bagian kepala juga kakinya yang sudah dikonfirmasi memang murni karena sebuah benturan," jelas sang dokter.

Pertanyaan di benak Valeska mulai muncul. Membuatnya menghubungkan dengan telepon singkat dari sang Mamah beberapa minggu yang lalu.

Apa yang sebenernya terjadi sama Mamah? Kenapa mereka bisa mengalami kecelakaan itu?

"Dok, saya boleh minta tolong?"

Valeska lalu menoleh pada Alego yang menatap lurus sang dokter.

Dokter mengangguk, "tentu."

"Saya minta tolong, jangan sampai pihak lain yang berhubungan dengan kasus ini mengetahui hal ini. Buat kembali surat autopsi dengan hasil yang menunjukkan semua murni karena Kecelakaan. Saya ingin menutup kasus ini," pinta Alego.

"Bang!" Valeska langsung menegur. "Maksud lo apa?!"

Alego hanya menoleh sebentar, lalu menepuk pelan lengang gadis itu.

Valeska menatap kakaknya tak percaya, raut marah sudah tergambar di wajahnya saat ini.

"Saya minta tolong, Dok. "Alego menatap dokter itu memohon.

"Tentu. Saya tidak dapat melakukan apapun bila pihak keluarga yang menginginkan hal tersebut." jawab sang dokter.

Alego tersenyum kecil, "terimakasih sudah mengerti keadaan saya, Dok. Kalau begitu saya permisi!"

Alego berdiri, merapihkan jasnya sebentar lalu mengulurkan tangan pada Valeska yang masih diam dengan wajah dinginnya.

"Ayo, Val, gue perlu kasih tahu lo sesuatu dirumah."

Valeska berdiri, dan tanpa kata langsung pergi dari sana.

***


Peti berisikan jasad Nial sudah tiba dengan selamat sesuai perintah Aslan.

AMBISI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang