9. Masalah baru
-Happy Reading!-
🔪
🔪
🔪Di dekat semak-semak belukar, dua mobil hitam itu disembunyikan.
Di dalam mobil, Alego terus memantau pergerakan Valeska lewat drone camera yang sudah di terbangkan tinggi ke atas.
Saat melihat Valeska sudah memulai dramanya, senyum miring terpatri di bibirnya.
"Akhirnya, sebentar lagi semua akan sesuai rencana!" gumamnya dengan nada penuh kelicikan.
Dia menyandarkan dirinya pada kursi, akan menyilang kan kakinya sebelum terduduk tegap kembali melihat sesuatu yang tak dia harapkan terjadi lewat kamera itu.
"Aish, ceroboh!" desis lelaki itu kesal.
Melihat dengan jelas, bagaimana Valeska benar-benar tertabrak mobil Aslan di sana.
Alego lantas berdiri, akan melihat situasi sebelum berhenti saat di layar sana Aslan sudah menggendong Valeska ke dalam mobilnya.
"Dia mau ke mana tuh?" gumamnya, langsung panik saat mobil Aslan sudah melaju kencang.
Aslan tidak boleh membawa Valeska terlebih dahulu karena anak buahnya mungkin belum menyiapkan sepenuhnya.
Dia dengan segera mendial salah satu nomor anak buahnya.
"Hallo Bos?"
"Aslan udah bawa Valeska ke rumah sakit, cepet atur semuanya di sana. Buat seperti rencana awal!" perintah Alego.
"Baik Bos!"
Dengan segera Alego menyalakan mobilnya dan melajukan kencang mengikuti mobil Aslan.
Rencana ini tidak boleh gagal. Semua harus sesuai dengan scenarionya.
***
Aslan duduk diam di depan ruang ICU yang pintunya masij tertutup rapat.
Dia terus melirik jam tangannya. Sudah 30 menit berlalu namun belum ada yang keluar.
"Aslan!"
"Bang!"
Dia menoleh ke kiri. Terlihat Arka, Dito dan Alex berlari ke arahnya.
"Lo nggak papa, Slan?!"
"Ada yang luka nggak, Bang?! Ya ampun kenapa bisa gini sih?"
Pertanyaan heboh langsung mengerubunginya. Membuat Aslan berdecak menatap mereka berdua kesal.
"Berisik!" sentaknya.
Lalu melayangkan tatapan tajamnya pada Alex yang malah sibuk menyesap rokoknya. Dengan kesal dia menendang kaki lelaki itu, membuatnya mengaduh sakit.
"Bukan Aslan yang sakit!" ujar Alex santai, duduk di kursi tunggu di sana.
"Lah terus ngapain di rumah sakit?" bingung Arka.
Dito ikut mengangguk penasaran.
Aslan menghembuskan napasnya, menoleh pada ruang ICU. "Nabrak orang."
"Kok bisa?!"
"Gimana maksudnya?!"
"Berisik anj!" sentak Alex langsung.
Arka dan Dito langsung diam.
"Tapi kok bisa Bang?" tanya Dito lagi dengan nada biasa.
Aslan mengangkat bahunya, tak mau menjelaskan. "Gue mau ke basecamp. Lo urus dulu tuh cewek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBISI (END)
Mystery / ThrillerMereka bilang jangan berani menyentuh semua yang menjadi hak panten Werewolf. Baik itu barang, wilayah kekuasaan atau yang lebih parah menyentuh para anggotanya. Bila satu dari ketiga hal itu dilanggar, bukan hanya sekedar wejangan namun siksaan yan...