Jangan lupa didengerin musiknya ya guys, dijamin ngena dehh! :)
32. Hasrat dan Logika
"Yang kita butuhkan hanya ruang sembunyi. Untuk menepi sejenak dari egoisme dunia, menepi dari segala lara yang menyesakkan. Sebelum kembali keluar, menghadapi kenyataan pahit."
-Happy Reading!-
🔪
🔪
🔪***
Aslan akui, dia dan Valeska memang dipertemukan ditempat yang tak terduga.Area mati, yang hanya berisikan gedung-gedung tua terbengkalai dengan hutan rimbun disepanjang jalan itu tak mungkin berani diinjakkan manusia biasa apalagi sendirian pada malam hari. Di sana adalah tempat para monster jalanan berada.
Meski begitu, Aslan tak pernah merasa harus mencurigai apapun.
Sampai akhirnya, perlahan dia menyadari ada yang aneh tentang Valeska.
Indera kepekaan gadis itu yang sangat luar biasa disituasi tertentu.
Sikapnya yang menurut Aslan terlalu santai untuk seorang gadis amnesia. Tak pernah kenal rasa takut meski dia tahu dikelilingi orang-orang berbahaya.
Aksi Valeska tengah berusaha membobol berangkasnya dan ketika memasuki kamar Aslan terekam jelas di cctv tersembunyi yang dirinya pasang di beberapa sudut ruangan.
Yang paling tak terduga adalah kala mengeyahui Valeska sangat cekatan, yang mampu menghalau serangan penjahat sehebat itu. Tanpa cacat.
Hal itu membuat Aslan mencari dokter yang menangani Valeska. Untuk menanyakan kembali perihal kondisi gadis itu sebenarnya.
Sialnya, dokter itu gadungan. Helmi yang berhasil menemukannya.
Hingga di sinilah Aslan sekarang.
Berdiri diam, menatap hamparan langit yang mulai gelap, mendengarkan bisingnya jalanan dari atas bukit.
Dia ingin menanyakan sendiri ribuan pertanyaan yang terus mengerubuni pikirannya pada gadis itu.
Valeska di belakangnya menatap sendu, perlahan ikut berdiri disamping Aslan.
"Aslan-"
"Pakai. Udaranya dingin!"
Valeska merunduk kala Aslan memberikan jaketnya. Mereka saling menatap sebentar, sebelum Aslan kembali mengarahkan pandangan ke depan.
"Thanks."
Aslan mengangguk singkat.
Hening tercipta beberapa menit.
Sebelum Valeska kembali bersuara.
"Kenapa lo malah bawa gue ke sini?" tanya gadis itu memberanikan diri.
"Memang harusnya gue bawa lo ke mana?" tanya balik Aslan.
"Markas lo? Lo udah tau' kan kalau gue-"
"Stop. Lo nggak perlu perjelas." potong Aslan.
Valeska menaikan sebelah alisnya, "kenapa? Lo.. nggak berniat bawa kabur gue' kan?"
Aslan nyaris terkekeh mendengar kalimat percaya diri gadis di sampingnya itu.
"Gue nggak secinta itu sama lo sampai mau berkorban kayak gitu!"
"Hah?"
Valeska terdiam. Dia tidak salah dengar, kan tadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBISI (END)
Mystery / ThrillerMereka bilang jangan berani menyentuh semua yang menjadi hak panten Werewolf. Baik itu barang, wilayah kekuasaan atau yang lebih parah menyentuh para anggotanya. Bila satu dari ketiga hal itu dilanggar, bukan hanya sekedar wejangan namun siksaan yan...