42. Tentang Tujuan
"Nyatanya, akulah yang terlalu Triasih pada kisah yang jelas-jelas hanya berujung pada kenestapaan ini."
-Happy Reading!-
🔪
🔪
🔪Dua hari yang lalu..
Tepat setelah Aslan memgetahui siapa Valeska sebenarnya, dia memutuskan untuk ke apartement. Karena Bagaimana pun Valeska selalu dalam kukuhannya bila diluar, kecuali ketika berada ditempat itu.
Valeska bebaskan melakukan apa pun tanpa khawatir di sana.
Aslan berjalan menuju kamar Valeska dan berhenti di depan pintu. Helaan napas panjangnya keluar, dengan ragu membuka pintu itu. Membuat semerbak wangi khas gadis itu tercium.
Tanpa berlama-lama, Aslan mulai menyelisik isi kamar mencari apa pun yang dapat membuktikan keterlibatan Valeska dengan semua ini. Hingga akhirnya, dia menemukan sebuah laptop dan earphone di nakas yang tersembunyi di bawah kasur.
"Pintar juga lo ternyata!" gumamnya, nyaris tak percaya.
Aslan duduk di kasur, menyalakan laptop itu. Sialnya, laptop itu terkunci. Membuat Aslan mau tak mau menghubungi Helmi.
"Hallo, Slan?"
"Gue butuh bantuan," Aslan langsung to the point.
"Apa?"
"Gue udah nemuin laptop sama earphone Sky, bisa lo retas dan sadap, kan?" tanya Aslan.
"Video call, gue akan coba pakai sistem scan!"
Aslan mengangguk. Dengan segera mengganti panggilan menjadi video.
Terlihat Helmi di seberang sana sudah berada dalam ruangannya. Nampak mengutak-atik laptopnya sebentar.
Aslan terus mengarahkan laptop Valeska pada layar.
"Laptopnya nggak bisa di retas. Tapi udah berhasil dibuka kuncinya." Helmi menjelaskan. "kalau yang earphone, rekamannya gue akan kirim versi link ke laptop itu."
Aslan mengangguk mengerti, "oke, thankyou!"
Dengan segera mematikan sambungan sebelum Helmi sempat berbicara.
Aslan memangku laptop itu, mulai memeriksa apa pun yang ada di dalamnya. Hingga akhirnya satu-satunya yang dia temukan adalah 2 buah file draf yang terbuang.
"Bm? Black market maksudnya?" ejanya.
Jangan bilang ini..
Aslan dengan segera membuka file-file itu was-was. Dugaannya benar. File itu berisikan data-data tentang Werewolf. Ya, meski yang terbaca jelas adalah tentang penyeludupan barang.
"Sial!" umpat Aslan. "lo benar-benar kurang ajar, Sky! Kalau sampai data ini kesebar, gue nggak akan ampuni lo!"
Ting!
Aslan melirik satu notifikasi disamping laptop.
Itu pasti link yang dimaksud Helmi. Aslan langsung mengklik link tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBISI (END)
Mystery / ThrillerMereka bilang jangan berani menyentuh semua yang menjadi hak panten Werewolf. Baik itu barang, wilayah kekuasaan atau yang lebih parah menyentuh para anggotanya. Bila satu dari ketiga hal itu dilanggar, bukan hanya sekedar wejangan namun siksaan yan...