🔪 Fifty Six (ENDING)

1.5K 97 96
                                    

DIMOHON UNTUK JANGAN LANGSUNG BACA KE SINI YA BESTT, YUK HAYATI CERITANYA DENGAN BAIK^ MAACIW

Sambil di dengerin yuk lagunya^

56. Misi terakhir (Last part)

-Happy Reading!-

🔪
🔪
🔪


"Woy Slan, gue denger sekutu gue meninggal, ya? Hhh, sayang banget kita nggak bisa menyelesaikan semuanya bareng-bareng!" keluh Alego dengan wajah pura-pura sedih.

Membuat Aslan mengepalkan tangannya sekuta tenaga.

"Ah, lo udah tau belum sih, alasan si Derrel khianati lo? Lo pasti kaget sih dengernya!"

"Bicara yang bener, sialan!"

Alego tertawa, "gila, masih sok serem lo!"

Aslan hanya diam tak menjawab. Dia melirik Valeska untuk memberi kode gadis itu untuk berjalan ke samping seraya Aslan maju mendekat.

"Lo sengaja manfaatin Derrel juga untuk masuk ke rencana lo, kan?" tanya Aslan, mencoba mengulur waktu.

Alego yang terlalu fokus pada Aslan tak menyadari Valeska mulai berjalan ke sisi ruangan. Menuju belakang Alego.

"Gue manfaatin dia? Dia anjir yang manfaatin gue!"

Aslan menaikkan alisnya tak mengerti. Valeska ikut mendengarkan dalam diam.

Untung saja, Aslan sempat membuat planning kedus jikalau sandera mereka ada di ruangan yang sama.

"Intinya, Val, lo fokus aja selamatin sandera!" seru Aslan. Malam itu, di ruang latihan.

"Semisal ketauan Alego gimana, Slan? Kita nggak akan bisa selamat semua nanti!" tanya Valeska.

"Soal Alego gue yang yang urus!" kata Aslan. "nanti lo kasih kode aja ke Helmi lewat earphone! Dan lo Hel, jangan lupa alihin siapa pun yang jadi penghalang! Hanira dan Anton adalah target penyelamatan kita! Paham?"

Mereka berdua mengangguk mengerti.

"Maksud lo apa, hah?"

"Lo bener-bener nggak tau apapun soal temen lo, ya, Slan?" Alego menggeleng ngeri. "bahkan ada yang berkhianat di markas aja lo biarin! Tau nggak lo, Derrel itu udah lama mgincer posisi lo!"

Aslan sontak terdiam.

"Kaget, kan? Sama! Gue juga waktu pertama disamperin dia ke penjara, lalu tiba-tiba ngajakin kerjasama super duper kaget! Baru tau ternyata musuh lo sebanyak itu, bahkan sampai sahabat lo sendiri nusuk lo dari belakang!" kekeh Alego senang.

"Cih, lo nggak bisa lagi bohongin gue soal kayak gitu!"

"Udah nggak ada untungnya gue bohong! Toh identitas Derrel udah kebongkar, jadi kenapa nggak sekalian aja gue beberin semuanya, hah? Biar lo nggak terlalu terpaku sama kesalahan gue!"

"Terus lo pikir gue akan percaya sama semua perkataan sampah lo itu, hah?!"

"Terserah mau percaya atau nggak! Satu hal yang harus lo tau, gue memang ke sini untuk membalaskan dendam tapi Derrel dia yang ngatur semuanya sampai pada saat kematian Nial pun, Derrel yang kasih tau titik mana yang nggak boleh atau boleh di masukin! Sisanya baru gue yang urus!"

Alego ikut melangkah maju, membuat Valeska lebih leluasa berlari kecil hingga tiba di belakang Alego.

"Lo itu, terlalu naif, Slan!" tunjuknya pada bahu Aslan. Aslan sontak menyentak tangan Alego.

AMBISI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang