🔪 Forty Tree

723 78 26
                                    

43. Susunan

"Nggak ada persahabatan yang terjalin erat tanpa pertengkaran. Sekali pun ada mungkin itu hanya bagian dari bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak."

-Happy Reading!-

🔪
🔪
🔪

Mari kita perjelas semuanya.

Pertama, ada kasus Nial yang sekarang sudah mulai menemukam titik terang.

Nial pertama kali ditemukan tak bernyawa di hotel penyelenggaraan MMA beberapa bulan yang lalu. Hal itu membuat para anggota inti Werewolf menduga dalangnya berkaitan dengan MMA.

Beberapa tersangka pun ditetapkan, hingga ditengah penyelidikan muncul masalah baru.

Ini kasus kedua. Bondan- anggota baru Werewolf diduga berkhianat. Naasnya dia mengakhiri hidup di tengah penyandraan.

Itu dugaan pertama mereka. Namun, baru-baru ini Aslan berhasil menemukan fakta bahwa laki-laki itu meninggal karena dibunuh.

Lalu, satu bulan lebih penyelidikan, mereka menemukan fakta baru, lagi. Tirta sebagai tersangka utama tak sesuai kualifikasi.

Nyatanya  kasus Nial tidak berhubungan dengan MMA, melainkan berkaitan dengan Werewolf sendiri. Ah, lebih tepatnya Aslan.

Dan yang terkahir, Mafian School. Tiga dari puluhan murid yang berhasil mereka tangkap itu kini menjadi tersangka utama mereka.

"Lo nggak merasa buang-buang waktu apa nyelidikin kasus Bondan?" tanya Derrel di kursinya. Setelah anak-anak Werewolf yang lain pergi untuk tugas baru yang sudah Aslan berikan.

Mereka sudah berunding. Memutuskan untuk mengulik lagi kasus Bondan yang bukti kasus pembunuhannya sudah Aslan berikan dengan kasus Nial. Meski banyak yang menentang karena merasa itu akan membuat jauh dari inti masalah.

Aslan menoleh, "maksudnya?"

Derrel berdiri, menunjuk papan kasus yang semakin penuh itu. "menurut gue ini cuma buat kita perlambat waktu eksekusi sisa anak Mafian School yang jelas-jelas dalang utamanya!"

Alex, Arka, Dito bahkan Helmi yang tengah berunding ikut menoleh pada Derrel.

"Kita masih belum tau siapa yang nyuruh mereka, Rel."

"Tapi Sky sendiri yang bilang kalau itu semua karena pemberontakan, Slan," Alex yang menyahut. "lagi pula, gue rasa kasus Bondan ini udah nggak ada hubungannya sama kasus Nial, deh, Slan!"

Arka mengangguk setuju, "iya, lo nggak lupa' kan soal Bondan yang bocorin penyeludupan persenjataan? Jadi agak nggak masuk akal kalau kematiannya malah disambungin sama kasus Nial kayak gini."

"Terus menurut lo, siapa yang bunuh Bondan? Alasannya apa?" tanya Aslan.

Arka diam, tak tahu mau menjawab apa.

"Ya, mungkin aja itu ulah anak Werewolf yang memang udah kelewat emosi ke dia! Soalnya, mereka pasti bingung banget kenapa lo nggak habisin dia waktu itu!" jawab Derrel.

"Nggak ada anak Werewolf yang berani senekat itu tanpa persetujuan gue! Kecuali karena itu keharusan dia untuk bungkam Bondan!"

Dito mengerutkan dahi, "bungkam gimana bang?"

"Bondan bilang ada penghianat lain di werewolf!" ungkap Aslan membuat semua terdiam kaget.

Terutama Derrel yang langsung berdiri kaku di tempatnya.

"Terus lo percaya gitu aja sama ucapannya?" tanya Derrel pelan.

"Kenapa engga?" tanya balik Aslan. "nggak ada yang nggak mungkin, Rel! Gue juga nggak bodoh untuk asal sangkut-pautin semua masalah ke kasus Nial!"

AMBISI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang