2. Persiapan
“Selalu ada hal tak terduga dalam hidup ini. Mereka datang tanpa peduli kita sudah siap menerima atau belum.”
-Happy Reading!-
🔪
🔪
🔪
"Please wait a moment, your permit is being processed! (Mohon tunggu sebentar, surat izin mu tengah diproses!)" ujar sebuah mesin penghubung, setelah Valeska memasukkan beberapa kertas ke dalamnya.Dia memilih duduk di kursi tunggu di sana, menunggu profesornya keluar dengan surat izin yang sudah siap diserahkan ke pihak perizinan.
Sembari menunggu, Valeska teringat kembali kejadian kemarin.
Di mana dirinya menerima telepon dari sang mamah.
"Valeska, ini Mamah!"
"Val-ska, dengar. Le-"
"Gue yakin banget itu suara Mamah," gumamnya. "Apa alasan dia nelepon gue kemarin? Setelah satu tahun nggak ada kabar, kenapa malah kabar ini yang gue terima?"
Valeska menghela napasnya, menyugar rambutnya ke belakang. Pening sekali rasanya memikirkan semua yang terjadi sekarang.
"Valeska Devries Kendra!"
Valeska mendongak, langsung berdiri saat profesornya berjalan mendengar dengan amplop coklat di tangannya.
"Profesor," sapa Valeska, merunduk hormat.
"I have processed your permit, (Ini surat izin kamu sudah saya proses,)" Sang profesor menyerahkan amplop itu.
Valeska dengan segera menerima. "Thank you professor, and sorry I haven't been able to attend the training. (Terimakasih profesor, dan maaf saya belum bisa mengikuti pelatihan.)"
"No! (Tidak!)" profesor menggeleng, "Your problem is now more important, Valeska. Please accept my condolences! (Masalah kamu sekarang lebih penting, Valeska. Saya turut berdukacita!)"
Valeska mengangguk, "Thank you professor. If so, I say goodbye! (Terimakasih profesor. Kalau begitu, saya pamit!)"
Dia langsung undur diri, perlahan pergi dari sana.
"Ah, Valeska!"
Langkahnya terhenti, Valeska menoleh kembali ke belakang. "Yes professor? (Iya profesor?)"
"I'm glad you didn't go to that training, really. (Saya senang kamu tidak mengikuti pelatihan itu, sungguh.)"
"I'm sorry professor- (Maaf profesor-)"
"Be careful on the road, Valeska. I'm in first! (Hati-hati di jalan, Valeska. Saya masuk dulu!)" Profesor itu langsung masuk ke ruangannya kembali.
Meninggalkan Valeska dengan kerutan di dahinya. Gadis itu hanya bisa melihat pintu yang sudah tertutup rapat itu dengan kebingungan yang melanda.
***
Anggota inti Werewolf yang berjumlah 6 orang itu, kini sudah berkumpul di markas mereka yang merupakan sebuah gedung bawah tanah tak terpakai yang disulap menjadi sebuah markas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBISI (END)
Mister / ThrillerMereka bilang jangan berani menyentuh semua yang menjadi hak panten Werewolf. Baik itu barang, wilayah kekuasaan atau yang lebih parah menyentuh para anggotanya. Bila satu dari ketiga hal itu dilanggar, bukan hanya sekedar wejangan namun siksaan yan...