1. Kabar Duka
“Setiap duka, meninggalkan luka. Dan setiap luka selalu membutuhkan waktu untuk sembuh.”
-Happy Reading!-
🔪
🔪
🔪
Satu hari yang lalu..London, 14.00 PM.
Mafia'n School. Sekolah menengah atas yang berada dipinggiran kota London. Hanya ada satu jurusan di dalamnya, yang mereka sebut divisi.
Yaitu crime secret.
Kini, tengah ramai-ramainya di perbincangkan karena ke misteriusan akan misi yang dijalankan para muridnya.
Meski begitu, banyak yang mengakui bahwa sekolah khusus detektif itu mampu membawa siswa-siswinya menuju gerbang kesuksesan.
Terbukti dari banyaknya para alumni yang kini sukses di bidang masing-masing.
"OK all good! Take a twenty minute break, then get back on the court, getting ready for archery practice!(Oke bagus semuanya! Istirahat dua puluh menit, lalu kembali ke lapangan, bersiap untuk latihan memanah!)" teriak sang pelatih.
"Ok Sir! (Baik sir!)" jawab mereka serempak.
Lalu mereka berhamburan pergi untuk menaruh perlengkapan terlebih dahulu di loker masing-masing.
Valeska menaruh pistol beraksen kayu bertuliskan namanya di kotak penyimpanan, lalu setelah memasukkan ke dalam loker dia berjalan keluar lapangan mengikuti yang lain.
Hari ini dia istirahat sendiri, karena sahabat satu-satunya tengah menjalani pelatihan yang berbeda.
"Valeska!"
Dia menoleh saat salah satu teman divisinya memanggil dari samping. "Yes?"
"Earlier the operator staff told you there was a call for you. (Tadi staff operator memberitahu, ada telepon untuk kamu.)" kata Angel.
Valeska mengerutkan dahinya samar, "For me? (Untuk aku?)"
Angel mengangguk, "Yes. You better go there soon, I'll go first! (Iya. Lebih baik kamu segera ke sana, aku pergi dulu!)"
"Thank you, Angel. (Terimakasih, Angel.)"
"You're welcome! (Sama-sama!)" Angel langsung melenggang pergi dari sana.
Begitu pula dengan Valeska yang berjalan menuju ruang operator. Di mana semua telepon dari luar akan masuk dan diterima ruangan itu.
Tok! Tok!
Valeska mengetuk pelan jendela kaca yang membatasi ruangan itu.
Miss Venya. Penjaga ruang operator mendongak. "Oh, Valeska." Dia dengan segera mengambil salah satu telepon genggam di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBISI (END)
Mistério / SuspenseMereka bilang jangan berani menyentuh semua yang menjadi hak panten Werewolf. Baik itu barang, wilayah kekuasaan atau yang lebih parah menyentuh para anggotanya. Bila satu dari ketiga hal itu dilanggar, bukan hanya sekedar wejangan namun siksaan yan...