🔪 Fifty Tree

745 82 13
                                    

53. Kejutan, berbahaya

-Happy Reading!-

🔪
🔪
🔪

Lampu menyala diseberang sana, menampilkan sosok Alego yang tengah tertawa dengan wajah penuh luka juga kaos yang terdapat bercak darah.

"Wah, Val, gue terharu banget lo masih ingat suara indah kakak lo ini!"

Valeska menatap layar itu nyalang. Buku-buku tangannya sudah terkepal erat dengan wajah memerah, marah.

Tatapan Alego lalu beralih pada Aslan, juga teman-temannya yang menatap ke layar penuh kebencian.

"Hei, bro! Gimana, masih belum nyerah juga caritahu soal kematian temen lo itu? Ck, ck, udahlah ikhlasin aja! Temen lo si Nial, memang takdirnya mati!"

"Anj, ngomong apaan lo?!"

"Ish, bangsat! Sini lo anj! Jangan berani dilayar doang!" amuk para anggota marah.

Aslan dan Valeska sontak menahan Sultan yang akan maju.

"Jangan kepancing, dia pasti lagi merencanakan sesuatu sekarang!" peringat Valeska.

Membuat Sultan hanya bisa berdecak kesal.

Alego di sana memerhatikan dengan seksama, tawanya tak pernah pudar."dilihat dari lo semua yang masih ngumpul bareng gini, kayaknya sekutu gue gagal, ya, pisahin kalian dari Aslan?"

"Bisa to the point aja nggak, maksud tujuan lo tiba-tiba muncul, hah?" tanya Valeska, merasa Alego tengah mengulur waktu.

"Lo memang selalu nggak sabaran, Val! Sama kayak tabiatnya Aslan!" Alego bersitatap dengan Aslan yang sedari tadi tak mengalihkan pandangan. "ah, gue lupa sama ketua legend kita! Gimana nih, Slan? Segini doang kemampuan lo sama ecek-ecek lo ini, hah?"

Aslan mendengus, kedua tangannya dimasukkan ke saku celana. Maju mendekat pada layar.

Helmi sontak mundur, mempersilahkan.

"Dilihat dari lo yang tiba-tiba muncul tanpa takut lokasi lo dilacak, kayaknya ada hal yang udah terjadi, ya, di sana?"

Pertanyaan dari Aslan itu membuat Alego perdecih, perlahan melayangkan tatapan tajamnya.

"Apa yang udah kebongkar, hm? Jangan bilang.. Anton udah ketahuan, ternyata nusuk lo dari belakang?" tebak Aslan, tepat sasaran.

Raut wajah Alego yang berubah menjawab semuanya. Aslan sontak menyilangkan kedua tangannya, tersenyum miring.

"Bener dugaan gue?"

"Jangan asal ngomong lo anj!" sentak Alego.

Valeska disamping sontak menoleh kaget pada Aslan.

Apa maksud Aslan soal Anton yang udah ketahuan?

"Gimana, Al, rasanya dikhianati orang yang udah lo percaya lebih dari sepuluh tahun?" tanya Aslan sarkas. Memancing emosi Alego. "pasti sakit banget, ya?"

Alego mengepalkan tangannya erat, "lo memang bajingan Aslan!"

"Lo lebih bajingan dari gue, Al!"

"Lo tanya, kan, rasanya gimana?" Alego berdiri dari duduknya, menjauh dari kamera dan menghilang sebelum menarik sebuah kursi yang berisikan-

"Anton?!"

Aslan dan yang lain seketika menegakkan tubuh, melihat seorang laki-laki yang tak sadarkan diri tengah terikat dengan baju sobek, bersimbah darah.

"Alego, lo gila! Lo apain Anton?!" teriak Valeska mengamuk.

AMBISI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang