IMEL
Pak Tara selesai memeriksa proposal milikku, banyak sekali yang ia coret dan notes tambahan yang ia sisipkan. Gila! Ini dosen otaknya encer banget ya? Langsung tahu gitu harus apa-apanya.
Pantesan aja jadi wakil rektor bagian riset dan inovasi, pinter banget, doi.
"Mel, yang paling penting kamu paham yaa makna kepiting dan lain-lain yang saya sebut tadi," ujar Pak Tara.
"Emang apa sih Pak bedanya? Spoiler dong," kataku.
Astaga, bisa-bisanya aku santai begini. Ya gimana ya? Abis kali ini Pak Tara gak kelihatan dingin. Nada suaranya pun friendly banget, makanya aku bisa ngomong begitu.
Kulihat Pak Tara tersenyum kecil sebelum menjawab pertanyaanku.
"Kepiting sama Ketam itu okelah, bisa dibilang sama, nah PR buat kamu, yang kata baku itu ketam apa kepiting, oke?" jelasnya singkat, aku langsung mengangguk tentu saja.
"Kalau rajungan, dia jenis yang ada di laut, gak pernah ke permukaan. Nah kalau Yuyu, itu yang ada di air tawar, kadang ada di sungai, danau atau bahkan di pinggiran sawah."
Aku mengangguk mengerti.
"Ohh gitu Pak, jadi yang cocok buat judul saya berarti Yuyu dong ya?"
Kini Pak Tara yang mengangguk, ia tersenyum lagi, manis banget ya Tuhan, tolong!
"Nah, PR lagi buat kamu, tambahin di dasar teori asal muasal nama Yuyu, dia kan dari bahasa Jawa ya? Cari apa artinya, histori-nya, dan kasih sedikit nama-nama lokal untuk di tiap daerah,"
Ah sumpah! Suka banget nih aku dosen begini, ngasih masukannya jelas. Jadi langsung saja apa yang disampaikan Pak Tara tadi aku catat di binder-ku.
"Siap Pak, makasi banyak ya!"
"Ini kamu gak lengkap dasar teorinya, masukin daerah sebarannya di mana aja, karena kamu mau sedikit nyerempet ke pembahasan lingkungan, cantumin juga kualitas tempat hidup yang layak, pokoknya harus lengkap!"
Tanganku meluncur begitu saja menuliskan apa yang diucapkan Pak Tara.
"Siap Pak!"
"Oke, segitu aja ya Mel bimbingan pertama dari saya, kamu revisi, abis itu kirim ke saya, by email aja, hemat kertas! Kalau kamu mau langsung kaya gini, wajib di-print di kertas bekas, saya gak mau kamu bikin sampah banyak-banyak,"
"Baik, Pak Tara! Makasi banyak ya!" kataku.
"Oh iya, pembimbing satu lagi siapa?" tanya Pak Tara.
"Emm, itu Pak, Pak Daruprada Beswara, dari Teknik Lingkungan,"
"Yailah, sama si Bucin!"
Aku tersenyum mendengar itu. Tapi agak gengges juga. Jadi, Pak Daru yang cakep banget itu udah ada pasangan juga?
Huh! Kenapa sih cowok-cowok potensial gampang banget sold-out? Garagas banget nih cewek-cewek di luar sana.
Aku, pacar aja gak ada nih soalnya.
Sedih!
Hahaha!
Ya gimana ya? Aku tipe cewek halu yang selalu mengidam-idamkan cowok spesial pake telor kaya yang ada di drama Korea. Yang ganteng, yang romantis, yang bikin dag-dig-dug-ser. Giliran dideketin cowok di dunia nyata, langsung takut, terus agak ilfil juga karena gak sesuai ekspektasi.
Ya emang, aku halu banget! Tapi aku pernah pacaran kok, sama cowok nyata, cuma ya gak berlanjut dan yang kaya aku begini gak mungkin satu-satunya kan di dunia? Hahahaha! Banyak juga kan ya ciwi-ciwi bucinnya Oppa? Hehehehe!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ranjang Usang Pak Dosen
RomanceSequel Tante Mer (Tante Mer available on gogle play) Imelda Prajna adalah seorang mahasiswi tingkat akhir. Ketika ia harus mengerjakan skripsi untuk mendepatkan gelar sarjana sains di belakang namanya, ia berhadapan dengan dua dosen killer yang pern...