TARA
"Ayok, apa lagi yang mau dibawa?" tanya gue.
Bi Isma lagi sibuk banget. Anaknya lagi liburan kuliah, dan Bi Isma maksa anaknya balik. Padahal tadinya anaknya gak mau karena ongkosnya mahal. Namun Bi Isma bersikeras kalau anaknya harus ada pas gue nikah.
"Udah Mas, orang barang-barangnya Bibi cuma sedikit,"
"Iya Umi, udah gak usah bawa barang banyak-banyak," ucap Zahra.
"Berangkat nih?"
Bi Isma dan Zahra mengangguk.
Kami bertiga pun berangkat. Well, ini sih gue ngater Bi Isma dan Zahra ke rumah lama. Kata Bi Isma, selama Zahra ads di sini, dia mau ngabisin waktu berdua sama anaknya.
Ya gue sih oke-oke aja, itu haknya Bi Isma, dan sayang juga kalau rumah dari gue gak ditinggalin, karena Bi Isma tinggalnya bareng gue terus.
Hampir setengah jam menyetir, akhirnya kami sampai di rumah lama, rumah yang penuh dengan berbagai macam kenangan.
Membantu Bi Isma dan Zahra angkut barang-barang, setelahnya gue langsung masuk ke kamar gue di rumah ini.
Ya ampun, suasananya masih kaya dulu.
Di meja kerja gue juga masih terpajang 2 bingkai foto. Yang satu foto gue dan Merida. Satu lagi foto gue, Ibu, dan Kak Mega beserta keluarganya.
"Bu... I miss you!" bisik gue pelan.
Kalau Ibu masih ada, pasti Ibu seneng... Tara mau nikah loh Bu! Sayangnya Ibu udah gak ada, maaf ya Bu! Tapi semoga, Ibu bisa liat yaa dari atas sana.
Menghembuskan napas panjang, bersamaan dengan itu pintu kamar gue diketuk.
"Ya?" sahut gue dan Zahra mendorong pintunya.
"Mas, kata Umi makan ayok,"
"Oh iya, siap, bentar lagi ke sana, ini ada yang mau diberesin dulu,"
"Oke Mas," Zahra pun menutup pintu kembali.
Gue membersihkan 2 bingkai ini dari debu, lalu memasukkan foto gue bersama Merida dan Missy ke dalam laci.
Ya, gue sudah selesai dengan Merida. Gue sekarang punya Imel dan gue harus fokus sama dia.
Ya kan?
I'm so sorry, Merida.
***
***"Akhirrrnya ya Tar!" hanya itu ucapan Kak Mega ketika gue cerita soal semuanya.
Gak, dia gak marahin gue karena ngehamilin anak orang. Agak sableng emang. Malah bilang 'akhirnya' seolah-olah ini lah yang ia tunggu selama ini.
"Lo setuju kan?"
"Lo nikah sama ubur-ubur aja gue happy Tara! Apalagi ini, cewek beneran, udah hamil pula, mantap!"
"Ada gila-gilanya lu, Kak!" ucap gue.
"Cukup gak ini waktunya buat bikin seragam? Lo mau undang temen-temen Ibu, apa gimana?"
"Waduh, kayanya kalo gue ngundangnya orang terdekat aja deh Kak, sama beberapa petinggi di kampus, sisanya gak usah. Tamu kan bukannya banyakan dari pihak cewek ya?"
"Emmm, iya sih biasanya gitu! Tapi kan ini elo Tar yang nikah!"
"Emang kenapa kalo gue yang nikah?" tanya gue bingung.
"Satu dunia harus tau, adek gue... Akatara Chaidar akhirnya nikah, gosh!" Mega emang agak gila, cuma kebahagiaan gak bisa dia sembunyikan dari wajahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/307333505-288-k619747.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ranjang Usang Pak Dosen
RomansaSequel Tante Mer (Tante Mer available on gogle play) Imelda Prajna adalah seorang mahasiswi tingkat akhir. Ketika ia harus mengerjakan skripsi untuk mendepatkan gelar sarjana sains di belakang namanya, ia berhadapan dengan dua dosen killer yang pern...