chapter 23

19 4 0
                                    

Happy reading

o
o
o
o

Kini Leo, Ega, dan ferdico sedang berjalan menyusuri hutan tersebut sambil sesekali membuka ponsel mereka bertujuan untuk mencari sinyal agar dapat menghubungi guru atau siapa saja yang bisa membantu mereka.

"Gimana? Ada gak?" Tanya Ega.

"Belum" singkat ferdico.

"Yaudah kita cari ke sana yuk, siapa tau ada sinyal di sana" ajak Ega sambil menunjuk sebuah dataran yang agak tinggi.

"Yasudah gass" serentak.

Kini mereka sudah berada di dataran tinggi tersebut, mereka pun membuka layar ponsel masing-masing melihat apakah ada sinyal disini apa tidak.

"Woi sini" panggil Ega.

"Disini ada sinyal nih cepetan" teriaknya heboh.

Leo dan ferdico pun menyusul Ega dan benar saja mereka mendapatkan sinyal, dengan cepat Leo menghubungi ayahnya.

"Halo, pa!"

"Leo!? Ada apa nak? Gimana kempingnya? Seru gak?"

"papa segera bawah anak buah sekarang juga, Lena lagi dalam bahaya!!!"

"APA!? kalian  dimana sekarang? Papa segera kesana"

"Pa, sekarang Leo dan teman-teman lagi di hutan mencari keberadaan Lena,
Papa juga harus beritahu om Ilyas dan juga om Erick. Leo gak bisa lama lagi pa, Leo Harus kembali mencari Lena"

"Baik nak, papa segera kesana, kamu tunggu anak buah papa mereka akan segera sampai  disana"

"Baik pa"

Kemudian Leo mematikan telponnya, lalu mengirim lokasi dia sekarang.

"Gue udah beritahu bokap, gue" ucap leo.

"Yaudah kita lanjutkan perjalanan" ucap ferdico.

≈≈≈≈≈≈

Kini Lena masih senang tiasa menemani agung yang tak kunjung bangun hingga tak terasa kini sudah tengah malam.

"Argh...." Ringis agung yang sudah tersadar.

Lena yang melihat agung sadar, langsung mendekatinya. "Agung? Loh udah bangun?" Tanya Lena yang khawatir.

Lena segera memperbaiki posisi agung yang tadinya terbaring kini duduk sambil bersandar di dinding gubuk tersebut.

"A-air..." Ucap agung, memegang kepalanya yang terasa pusing.

"Ini a--airnya, Lo minum dulu" memberi botol yang berisi air.

Agung pun meminum air itu, setelah minum agung pun kembali memijat pelipisnya.

"Lo, gapapa?" Tanya Lena.

"Lo khawatir Ama gue?" Tanya balik agung.

Lena langsung membuang mukanya mendengar pertanyaaan agung. "Kenapa? Salting?" Ucap agung seolah-olah meledeki Lena.

"Apaan sih!?" Kesal Lena.

Agung tersenyum, "gue kira Lo bakalan ninggalin gue" ucap agung.

BLACK MOON [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang