Pertemuan

815 108 2
                                    

Hawa panas dari wajan penggorengan sudah menjadi makanan Elara setiap harinya. Keseharian Elara sebagai seorang pekerja paruh waktu di salah satu franchise terkenal, mengharuskannya melayani berbagai macam pesanan pelanggan.

Gadis itu juga harus berkutat dengan ayam dan kentang goreng. Sudah dua tahun sejak pertama kali ia melakukan pekerjaan ini. Memang melelahkan, namun apa boleh buat. Kewajiban membayar hutang peninggalan perusahaan ayahnya dulu, memaksanya untuk melakukan pekerjaan ini.

Tak hanya bekerja paruh waktu sebagai pelayan di franchise. Elara juga melakukan beberapa jenis pekerjaan lainnya, seperti Modelling, Asisten Dosen, panitia acara bayaran, dan guru les private. Ia memaksimalkan semua potensi yang ia miliki.

Dua tahun yang lalu, tepat sehari setelah Elara resmi menyandang status sebagai seorang mahasiswa. Ia harus diliputi kesedihan. Ayah yang ia sayangi mengalami kecelakaan tunggal saat melakukan perjalanan bisnis.

Kesedihan ini pun tak berhenti di sini aja. Beberapa hari setelah ayahnya dimakamkan, ia dan keluarganya dituntut untuk membayar hutang perusahaan. Ayahnya adalah seorang pemilik perusahaan kecil dibidang Food and Beverage. Namun setelah posisinya kosong, semua orang kepercayaannya mulai berkhianat.

Ada banyak pengeluaran tidak jelas. Akibatnya perusahaan itu bangkrut dan terlilit banyak hutang. Padahal, Ayah Elara sama sekali tidak pernah berhutang pada siapapun. Alhasil semua tagihan yang tak sedikit itu, harus ditanggung Elara dan keluarganya. Sungguh malang takdir gadis lugu itu.

* * *

Malam ini akan menjadi halaman baru bagi hidup Elara. Untuk kedua kalinya, ia akan bertemu dengan Reyiga. Berbeda dengan pertemuan pertama mereka dulu sebagai seorang audiens dan speaker. Kali ini, ia mereka akan memperkenalkan diri sebagai seorang calon tunangan dari masing-masing.

Beberapa hari yang lalu, Elara telah dihubungi oleh Kinan, ibunya Reyiga. Mereka berbincang-bincang di telepon mengenai skema perjodohan dan calon tunangan ini. Kinan juga menjelaskan secara rinci, apa-apa saja yang bisa Elara dapatkan setelah ia menyetujui perjodohan ini.

Salah satu keuntungan yang akan ia terima adalah pelunasan semua hutang keluarganya. Hati Elara tergugah sepenuhnya saat mendengar kata-kata sakral itu. Pelunasan hutang, dua kata yang membuat dirinya mengguratkan senyuman.

Siapa yang tak tersentuh hasratnya, apabila sebuah derita yang selama ini menyiksa, akhirnya memiliki solusi yang sempurna. Ia berharap kontribusinya akan menghapuskan semua derita keluarga kecilnya. Meskipun dalam batinnya ia ragu dengan kontribusi tak biasa ini.

* * *

Angin menyerbak seluruh permukaan kulit Elara sessat setelah dirinya keluar dari taksi. Ia terlihat sangat anggun dengan gaun putih dan rambut hitamnya yang menjuntai ke arah depan. Langkah kaki membawanya masuk ke restoran asing bernuansa Italia. Ia memandangi sekitar dan bergerak mencari nomor meja yang telah dikirimkan Kinan sebelumnya.

Tinggal beberapa meter lagi tiba ke meja tujuannya, ia melihat Reyiga tengah duduk di salah satu kursi restoran itu. Laki-laki yang berusia dua puluhan itu nampak menawan dengan setelan jas hitam dan ribbon tie yang melekat di kerah kemeja dalamnya. Badan Elara mulai bergetar. Langkah kakinya memendek setelah Kinan memanggil namanya. Ia tersenyum tipis dan duduk tepat di samping Reyiga. Pria itu membalas senyumannya.

"Cantik sekali." Puji Kinan sembari meraih tangan Elara, lalu mengatupkan jemarinya ke punggung tangan gadis itu.

"Terima kasih, tante. Tante juga cantik sekali. Lebih cantik dari foto-nya." Balas Elara.

"Kamu bisa aja." Rona merah mulai membulat di pipi Kinan.

"Oh iya, El. Ini Reyiga, putra tante." Kinan memperkenalkan Reyiga terlebih dahulu.

Setelahnya ia mengenalkan Elara kepada putranya. "Dan, Rey. Ini Elara calon tunanganmu."

Elara tersentak dengan kalimat terakhir yang diucapkan oleh Kinan.

"Hai." Sapa Reyiga dengan tangan yang terjulur ke arah Elara.

"H-hai." Jawab kikuk Elara.

Tangannya gemetaran saat bertemu dengan tangan besar Reyiga. Pertemuan pertama ini sedikit canggung. Kinan lebih mendominasi suasana malam itu. Tak banyak senyuman yang Reyiga berikan. Ia hanya menikmati makanan lezat khas restoran bintang lima itu.

Lalu, mereka bertukar nomor ponsel. Reyiga yang pertama kali mencatat nomor ponsel dan Elara yang menyebutkan nomornya satu persatu. Laki-laki itu menekan tombol hijau pada layar ponselnya. Ponsel Elara berdering, kombinasi angka muncul di permukaan layar ponsel itu. Ada sedikit binar dimatanya. Mungkin ia cukup senang bisa memiliki nomor pengusaha muda yang terkenal. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam waktu setempat. Pertemuan perdana ini berakhir dengan sempurna.

* * *

On Cloud Nine (EL REY Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang