Teman

481 90 0
                                    

[Rabu, 11 Oktober 2020 09:01:44]
Reyiga : Sore ini kamu ada acara?
Elara : Sore nanti engga ada kak
Reyiga : Kalo gitu nanti saya jemput kamu. Mau ngajak kamu makan malam, sebagai balasan hadiah gantungan kunci nya. Bisa?
Elara: Bisa kak

Pagi ini, Elara dikejutkan dengan pesan dari Reyiga. Laki-laki itu mengajaknya untuk makan malam. Katanya sebagai balasan dari hadiah yang telah ia berikan. Padahal hadiah yang Reyiga dapatkan, bukanlah darinya. Melainkan dari Kinan.

Beberapa hari yang lalu saat Elara menemani Kinan berbelanja, ia melihat sebuah gantungan kunci Mercedes Benz yang menarik perhatiannya. Ia memandangi lama kunci mobil itu.

Kinan pun menyadari tatapan binar Elara. "Kamu suka, El?" tanyanya.

"Desainnya bagus, tante. Jadi nginetin aku sama kak Reyiga," balas gadis itu.

"Oalah. Kamu mikirin Rey, ya."

"Eh, bukan gitu tante."

Kinan mengerling. Ia sedikit menggoda Elara. Wanita paruh baya itu pun memanggil karyawan di toko itu.
"Mas." Panggilnya seraya mengangkatkan sebelah tangannya. "Saya mau ambil gantungan kunci yang ini. Tolong dibungkus dengan rapi seperti hadiah ya, Mas."

Laki-laki yang sedang bekerja itu pun mengangguk paham. Ia segera mengambil gantungan kunci itu dari etalase. Sebuah kotak khusus hadiah pun ia keluarkan, lalu dimasukkan lah gantungan ke dalamnya. Setelahnya ia mulai melilit bagian luarnya dengan pita hitam yang mengkilap. Sesi transaksi pun dimulai. Kinan membayarnya dengan nominal yang cukup besar.

"Nanti, tante akan kasih ini ke Reyiga. Tante bilang kalo ini hadiah dari kamu."

Pernyataan Kinan membuat Elara terkejut. "Tapi, tante Kinan yang membelinya. Bukan saya, tante," ujarnya

Kinan menggelengkan kepalanya. Lalu tersenyum hangat.
"Gak apa-apa cantik. Toh kamu sendiri yang milih ini. Pasti Rey suka sama hadiahnya. Ini juga salah satu usaha tante biar kalian dekat. Sepertinya belum ada perkembangan apa-apa, ya?"

Hati Elara tertegun dengan kalimat terakhir yang Kinan ucapkan. Memang benar jika hubungannya dengan Reyiga masih tak ada perkembangan. Ia bahkan belum berani menghubungi laki-laki itu. Meskipun nomornya sudah tercatat di kontak ponselnya. Akhirnya ia pun menerima saran dari Kinan, untuk meminjam namanya dibalik hadiah itu.

****

"Terima kasih hadiahnya." Ujar Reyiga diantara alunan musik jazz khas restoran mewah. Sore ini, Elara dan Reyiga sedang terpaut bersama di salah satu tempat makan ternama di Jakarta Selatan.

"Sama-sama, Kak." Balas Elara dengan seringai senyum tipis dibibirnya.

Laki-laki yang sedang memegani satu pisau dan garpu di tangannya melirik ke arah Elara dengan wajah datar.
"Kapan-kapan saya ganti hadiahnya."

Elara hanya menggelengkan kepalanya. "Enggak usah, Kak Rey. Ini bukan sesuatu yang harus dibalas. Ditraktir makan aja, aku udah seneng."
Satu suapan daging wagyu pun menjejali mulut Elara. Gadis itu memang punya selera makan yang baik. Tapi tentunya sikap elegan masih terlihat melekat padanya.

"Saya, setiap kali dapat hadiah dari client, pasti saya hadiahi balik. Ini adalah salah satu etika berbisnis." Laki-laki itu menceritakan tentang konsep memberi dan berbalas budi.

"Kak Reyiga, ya ampun. Itu kan kalo hadiahnya dari client. Beda sama hadiah personal."

Reyiga mengerling. "Bedanya?"

"Client biasanya memberikan hadiah karena ada kepentingan. Bisnis misalnya. Kalau hadiah personal kaya gini, ya, memberi cuma-cuma. Biasalah, hadiah dari teman atau orang-orang terdekat gitu. Jadi, gak perlu repot-repot membalas atau menghadiahi balik."

On Cloud Nine (EL REY Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang