Kesempatan Kedua

327 46 0
                                    

[Senin, 11 Oktober 2021 08:01:44]
Lia : Hai Rey
Lia : Kamu sama Elara apa kabar?
Setibanya di kantor, Reyiga mendapat pesan baru dari Lia. Rasanya sudah lama sekali, mereka tak berkabar lewat pesan seperti ini. Toh memang karena tidak ada urusan mendesak yang mengharuskan Reyiga berhubungan dengan teman lamanya.

Reyiga kembali terlibat dalam pesan itu. Katanya, Lia ingin meminta bantuannya lagi. Entah apa yang bisa ia bantu untuk wanita itu. Tapi apa boleh buat, ia pun tak bisa menolak.

Lia meminta untuk bertemu langsung dengan Reyiga dan juga istrinya, untuk berbagi masalahnya. Namun karena Elara sibuk mengurus butik barunya—yang belum buka itu— ia tidak bisa hadir untuk memenuhi keinginan Lia. Jadi, Reyiga hanya datang sendirian ke lokasi temu.

Sore ini, Reyiga bertemu dengan Lia dan Yogi—kekasihnya Lia. Pertemuan kali ini tidak terlalu baik. Ada beberapa kabar buruk yang dia dengar dari mereka. Terutama masalah karier Yogi.

Yogi mendapatkan tuduhan palsu atas sesuatu tindakan yang tidak ia ketahui. Mirip seperti kasus keluarga Elara dulu. Laki-laki itu harus menanggung semua kekacauan yang dilimpahkan kepadanya. Kurang lebih begitu lah yang diceritakan oleh Lia. Karena sedari tadi, Yogi hanya diam termangu dengan tatapan naas dan bingung.

Bidang yang digeluti Yogi adalah bidang fashion. Sesuai sekali dengan bisnis sedang Elara kerjakan saat ini. Terlintas dalam benak Reyiga, kalau beberapa waktu lalu, Elara sempat meminta rekomendasi untuk posisi front production. Meskipun Elara sudah punya Arnetha, tapi itu masih dalam tahap rekomendasi. Semua keputusan final belum diambil bulat. Kemudian, ia menawarkan kepada Yogi tentang posisi front production ini. Tak  perlu waktu lama untuk berpikir, Yogi pun langsung menerima tawaran itu. Meskipun Reyiga menambahkan catatan kalau semuanya masih perlu tahapan seleksi lagi. Yogi paham dan berkomitmen akan mengikuti semua tahapan dengan baik. Pertemuan itu pun ditutup dengan solusi yang cukup menjanjikan.

* * *

Deru yang khas di telinga Elara mulai terdengar dari luar rumahnya. Ia segera beringsut dan berlari ke luar rumah. Ia melambaikan tangan. Lalu membuka pintu garasi untuk mobil hitam Reyiga.

Dia berdiri dan menunggu Reyiga keluar dari mobil. Tak lama, laki-laki itu pun keluar dan menghampirinya. Sebuah pelukan hangat menjadi sambutan untuk Reyiga malam itu.

“Nunggu lama?” tanya Reyiga.

Elara menggelengkan kepalanya. “Engga, ko,” ia tersenyum. “Abis ngobrolin apa sama Lia?”

Reyiga terdiam selama beberapa saat sebelum akhirnya angkat suara. “Dia dan Yogi, kayaknya lagi banyak masalah.”

Ingatan Elara tampaknya samar-samar dengan nama itu. “Yogi? Pacarnya?”

“Iya,” timpal Reyiga. “Kasusnya sama seperti keluarga kamu dulu. Dia harus bertanggung jawab atas sesuatu yang di sendiri gak tau.”

Deg! Batin Elara langsung memerih. Ia ingat betul pengalaman pahit yang telah lalu itu

“Dia juga dipecat dari pekerjaannya. Dan juga diblokir beberapa perusahaan fashion.”

Reyiga juga bercerita kalau ia telah memberikan tawaran pada Yogi untuk posisi front production. Simpati Elara memuncak sesaat setelah mendengar penjelasan dari Reyiga. Ia pun ingin membantu. Tapi, berat juga rasanya kalau harus melepaskan Arnetha. Teman baiknya itu juga cukup kompeten.

Diru Reyiga, di mata Elara, nampak begitu kelelahan saat ini. “Kak Rey, langsung mandi dan tidur aja. You look so tired.”

“Kamu emang tau aku banget, ya, El. Sini!” Reyiga mengalungkan tangannya ke bahu Elara. “Bantu aku jalan dan naik tangga.”

On Cloud Nine (EL REY Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang