Reyiga dan Sikap Manisnya

442 63 5
                                    

Guntur di batin Elara sudah menemukan hunian baru. Gemuruhnya berpindah ke batin insan yang terluka lainnya. Kini gadis itu telah disambut oleh uluran pelangi milik Reyiga. Perihal kebohongan dan rasa bersalah pun telah usai. Tinggal menikmati buah dari kepahitannya saja.

Rencana pertunangan yang sempat tertunda, digelar ulang dengan persiapan yang lebih matang. Tidak ada lagi batu kerikil yang mengganjal pada hubungan Elara dan Reyiga. Pihak keluarga yang hadir pun bersimbah haru, seusai penyematan cincin di masing-masing jari manis pasangan itu. Kebahagiaan yang semula bersemi kini sudah merekah.

Dukungan demi dukungan mulai mereka dapatkan. Dalam beberapa tulisan yang terhampar di dunia maya, pertunangan Reyiga dengan Elara ini digadang-gadang sebagai sebuah bentuk hubungan yang sempurna. Sosok pria idaman dipertemukan dengan gadis cerdas nan menawan. Deretan orang-orang yang awalnya dengki dan gusar, sekarang telah berbalik haluan menjadi simpatisan.

Reyiga tak segan membagikan dokumentasi yang menunjukkan betapa cantiknya Elara, di akun sosial medianya. Tak lupa juga, ia memamerkan dua pasang cincin edisi terbatas sebagai ikon keseriusan dari sebuah hubungan. Banyak netizen yang menerka-nerka, berapa kisaran harga cincin bermerek itu.

* * *

Esok malamnya, pasca acara pertunangan, Elara bertemu dengan teman-teman baiknya. Sebab, ia berutang cerita pada mereka. Jiwa-jiwa penasaran memang selalu menyertai mereka. Apalagi setelah kejadian tumbangnya Elara waktu itu. Namun sebelum itu, tentu saja ucapan selamat mereka berikan terlebih dahulu. Selanjutnya biarlah Elara yang berbicara.

Elara mulai menceritakan bagaimana dia dan Reyiga berbaikan. Runtutan peristiwa mulai ia jabarkan. Reaksi wajah berlebihan mulai tampak pada air wajah teman-temannya. Reaksi itu persis dengan reaksi dirinya waktu itu.

“Gila banget,” seru Arnetha. “Sampe segitunya dong. Orang IT emang beda sih.”

“Gue juga gak nyangka. Gue kira, kak Rey itu menghindari gue karena marah. Eh ternyata, dia sibuk nyari bukti buat jeblosin mantan kolega papa gue yang problematik ke penjara,” katanya. “Sekarang keluarga gue beneran bebas. Gue juga gak perlu kerja lagi.”

“Iya, lah, anjir. Lagi pula, lo udah punya ayang sultan sekarang,” ujar Meilani dengan sorot mata mencibir geli.

“Haha.” Elara hanya bisa membalasnya dengan tawa.

“Waktu kita sama lo jadi kesita dikit dong,” Arnetha tiba-tiba memanyunkan bibirnya.

Dengan sigap, Meilani merangkul Arnetha yang berada di sisi kirinya. “Tenang, Neth. Kita juga harus buru-buru cari ayang. Apalagi bentar lagi skripsian.”

Menyinggung tentang skripsi, Yuji pun angkat bicara. “By the way, guys. Kita semua mau lulus tiga setengah tahun semua, kan?” Tanya Yuji

“Gue sih, iya,” timpal Arnetha.

“Gue juga!” Jawab kompak Elara dengan Meilani.

“Ya, kali aja mau lama-lama di UI, gitu.”

Mereka bergidik lalu menggelengkan kepala dengan kompak. Seolah mengatakan tidak.

“Gak mau!” Teriak mereka, diikuti dengan tawa.

Percakapan beranjak ke arah yang lebih serius. Mereka membahas mengenai topi kapa yang akan mereka ambil untuk bahan tugas akhirnya. Sepertinya keempat teman ini memiliki ketertarikan yang berbeda.

Elara sendiri sudah membuat keputusan bulat mengenai topiknya. Ia akan mendalami  Empathy Deficit Disorder, sekaligus bahan lanjutan dari risetnya dengan Prof. Frieda.

Sedangkan ketiga temannya sudah mempunyai referensi dengan beberapa kandidat judul.

Meilani si penggila Korea, akan mengangkat topik tentang Interaksi Parasosial pada Penggemar Drama Korea.

On Cloud Nine (EL REY Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang