Kebahagiaan Sekaligus Ketakutan

406 45 0
                                    

Elara tersenyum, saat melihat indahnya dekorasi untuk grand launching butiknya. Ia jamin, kali ini acaranya akan benar-benar sukses. Tinggal menghitung menit menuju peresmian. Semua tamu undangan pun telah datang. Saatnya untuk memberikan beberapa ucapan pembuka.

Hari ini, Elara berkali lipat lebih cantik dari biasanya. Rambutnya ia tata dengan aksen bangsawan. Dress yang ia kenakan pun tak kalah menarik. Pokoknya, saat ini adalah waktu emasnya. Suara riuh kamera dan sorot flash menghiasi acara itu. Dengan satu guntingan pita, Satellite E.R. Boutique resmi bergabung dalam jajaran ikon fashion nasional. Sisanya, tinggal pelanggan yang menilai kualitas butik barunya.

Semua orang yang hadir menyelamati Elara dengan rasa bangga. Beberapa orang asing pun menyalami ia. Katanya, produk yang ia punya sangat trendi dan terjangkau. Konsep satu desain tanpa duplikat sungguh menarik banyak mata. Pasalnya, jika mereka membeli satu produk dari butik itu, maka tidak akan ada satu pun yang menyamai. Itu adalah desain satu-satunya di dunia.

Tak hanya sampai sana saja. Elara juga mendapatkan pujian karena membagikan produk gratis pada setiap pesanan pertama yang dibeli di sana. Sebenarnya, itu adalah semua produk yang gagal rilis kemarin. Karena tidak memungkinkan untuk dijual kembali, maka atas keputusan bersama, semua pakaian itu diberikan secara cuma-cuma pada pembelian pertama. Itu sangat menjadi sorotan. Juga poin plus untuk ulasan butiknya. Situs resmi Satellite E.R Boutique pun langsung mendapatkan bintang lima untuk setiap katalognya. Selamat, Elara.

Dua hari setelah butiknya buka, Elara mendapati sebuah utas di Twitter. Utas yang di mandori oleh Terrania—salah satu influencer fashion yang paling berpengaruh di media sosial—berisi kepuasannya terhadap produk dan pelayanan butik Elara. Ditambah juga dengan ulasan asli dari pelanggannya yang ikut meninggalkan jejak di sana. Nama Elara pun mencuat kembali di dunia maya. Ia disanjung dan dipuji. Bertambah senang lah hati ibu hamil ini.

* * *

Dalam masa-masa bahagianya, Elara diberi kabar oleh Nando. Bahwa Clarisa, istrinya Nando, tengah dilarikan ke rumah sakit. Kakak iparnya itu akan segera melahirkan.

Deru mobil putih Elara—yang dibelikan Reyiga tak lama ini— mulai bergabung dengan bisingnya jalanan ibu kota. Sore itu, ia bersama Mira sedang bergegas menyusul Nando di rumah sakit. Katanya, kakak ipar Elara ini sudah melalui masa bukaan dua. Keluarga mereka akan segera mendapatkan personel baru.

Selang beberapa menit perjalanan, akhirnya Elara dan Mira pun tiba. Dengan harap-harap cemas, mereka menyusuri lantai satu rumah sakit. Katanya, di lantai ini lah proses persalinan berlangsung. Elara kemudian mendapati Nando yang sedang memapah Clarisa. Biasanya dokter akan menyuruh calon ibu untuk berjalan mondar-mandir di depan ruang bersalin. Guna memperlancar persalinan.

“Bang,” sapa Elara.

Nando menoleh sebentar. “Sini,” pintanya.

“Masih kuat jalan, Ris?” Mira bertanya pada menantunya.

“Masih, Mah,” jawab Clarisa dengan napas terengah.

“Biar mama pegangin mau? Gantian sama Nando,” tawaran Mira pada Risa. Calon ibu itu pun mengangguk. Tangannya mulai berpaling dari genggaman Nando ke genggaman Mira. Ia masih harus berjalan-jalan lain untuk meregangkan otot-otot kakinya.

Tak lama, Reyiga pun muncul dari lorong rumah sakit.

“Kak.” Elara melambaikan tangannya ke arah Reyiga. Laki-laki itu pun segera menyadarinya.

“Gimana, El?”

“Itu.” Tangannya menunjuk ke arah Clarisa. “Duduk, Kak.” Elara bergeser sedikit. Ia memberikan ruang untuk Reyiga agar duduk di sampingnya. Perlahan-lahan, tangan Elara mulai menyasak sela jemari suaminya. Ia menggenggam kuat. Ada perasaan takut dalam genggamannya.

On Cloud Nine (EL REY Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang