Azka, seluruh personel Group Chat Popcorn Girls, dan beberapa kenalan Elara, menghujani gadis itu dengan pertanyaan. Memang ada beberapa yang harus ia konfirmasi dan tak sedikit pula yang ia abaikan. Sebuah privasi memang tak selalu harus dibagikan kepada semua orang.
Kepada Azka, Elara hanya menjelaskan singkat dan meminta maaf kalau tidak mengabarinya lebih awal. Sedangkan kepada Yuji, Meilani dan Arnetha, ia meringis. Namun, sialnya, mereka bertiga malah mendukung isi berita yang sedang ramai diperbincangkan itu. Padahal tiga sekawan itu tau, kalau Elara hanya bekerja untuk Kinan. Tidak lebih. Perjodohan, titel calon tunangan dan persetan lainnya hanya dalih semata.
Satu-satunya orang yang sangat ingin ia dengar pendapatnya adalah Kinan. Elara pun telah menyiapkan diri untuk semua kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Semoga wanita paruh baya ini masih merespons dengan waras. Itu saja harapannya.
Elara tiba lima belas menit lebih awal di lokasi temu yang telah Kinan tentukan. Dibalik detik yang terus bergulir, hatinya berdebar. Sungguh abstrak dalam benaknya pada apa yang akan terjadi beberapa saat lagi. Netra gadis itu mulai bereaksi pada sosok paruh baya dengan pakaian khas ibu-ibu sosialita. Here we go. Gumamnya. Lambaian tangan ia arahkan pada Kinan yang sedang berjalan menghampirinya. Kinan pun membalas lambaian tangan itu dengan anggun.
Dari analisis air wajah yang telah Elara pelajari, Kinan tidak menunjukkan raut marah. Meskipun memang masih ada sedikit guncangan disudut matanya. Wajar saja, mungkin itu terjemahan dari keterkejutannya. Sebenarnya, Elara enggan basa-basi dan ingin segera membahas topik hangat yang mengguncang dunia jurnalistik Indonesia. Namun, apa daya, Kinan malah bertutur santai lalu mengajak Elara menikmati hidangan café ini. Semua hidangan ringan berjejer di atas meja. Seakan memberikan isyarat untuk membungkam mulut dengan snack.
Beberapa menit berlalu. Kinan pun mulai angkat bicara.
“Tentang hubungan kalian. Lakukan saja seperti yang sudah dipaparkan Rey dalam wawancaranya,” pinta Kinan. Sebuah ultimatum yang melampaui ekspekstasi Elara, telah Kinan serukan.
“Tapi tante…, semua ini kan…, bohongan.” Elara menghela napas untuk mengalirkan oksigen ke dalam dirinya. “Tante meminta saya untuk menganalisis dan berusaha mengubah sikap kak Reyiga yang dingin dan kurang peduli pada lingkungan. Saya bersedia. Juga, tante pun membayar saya, setiap ada progres. Ini bentuk kerja sama kan, Tante?”
“Awalnya memang begitu. Tante minta kamu untuk mengawasi Rey. Dan hasilnya juga sangat baik. Banyak perkembangan yang terjadi pada anak lanang tante itu. Ia mulai paham makna dari hidup bersosialisasi. Di apartemennya banyak buku baru yang membahas tentang interaksi dan hubungan manusia. Pertemanan, keluarga serta cinta. El, Kamu tulus sekali menjaga dan mengubah sifat Rey. Sampai tante sendiri tak tau, apakah kamu memang membantunya karena uang. Atau memang sejatinya sikap kamu begini. Baik hati. Kalau waktu itu tante minta kamu untuk berpura-pura jadi calon tunangannya Rey, sekarang tante ganti permintaannya. Maukah kamu menjadi tunangan asli anak tante itu?” Cetus Kinan.
Permintaan gila apa lagi ini.
“Tante,” sapa Elara. “Saya memang harus mendekatkan diri dengan kak Reyiga secara sensitif, sesuai dengan kebutuhan. Lalu memecahkan setiap masalahnya dengan objektif. Saya harus memahami kak Reyiga dari aspek psikologisnya. Saya senang kalau sekarang kak Reyiga mulai berubah secara perlahan. Saya juga telah mengetahui penyebab sikap dinginnya itu. Sekarang, sisanya adalah bagaimana dirinya sendiri menghadapi kehidupan sosialnya secara mandiri. Dan juga…,” kata-kata Elara mulai tercekat. “Meskipun benar saya dibayar untuk ini, tapi saya melakukan semuanya dengan tulus. Saya ingin membantu melepaskan jeratan tali derita yang mengikatnya selama ini. Perihal permintaan tante yang barusan. Saya bingung, Tante.”
KAMU SEDANG MEMBACA
On Cloud Nine (EL REY Story)
RomanceReyiga adalah seorang jenius sekaligus pebisnis muda yang mati rasa. Ia tidak bisa menerjemahkan ekspresi dan empati. Kehadiran Elara sebagai calon tunangannya, mulai mengusik hati dinginnya itu. Elara selalu menyisipkan konsep psikologi dalam setia...