Kehidupan Baru (2)

6.6K 190 1
                                    

🦋🦋🦋

⚪⚫⚪ happy reading ⚪⚫⚪
.
.
.
.
.

⚪⚫⚪ happy reading ⚪⚫⚪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⚪⚫⚪


Sekarang Vela sudah bersama Ayahnya dan Neneknya di rumah sakit tentu sudah membawa Bulan ke rumah sakit itu.

Vela duduk bersama neneknya yang bernama Ami dan memeluk sang nenek erat dengan tangisannya terus menjadi-jadi.
"Vela sudah nanti kamu sakit. Sekarang kita obati tangan kamu,"
Vela menggeleng dan Ami mengusap rambut Vela sambil menahan tangisnya.

Ayah Vela yang bernama Vian masih shock dengan kejadian ini terdiam dan hanya termenung.
Ia mengusap wajahnya kasar dan Vela berdiri berjalan mendekati Vian.
Vian pun tersadar kan oleh Vela.

"Pah," panggil Vela sambil terisak-isak.

Vian menatap Vela dengan kesal lalu berdiri berniat pergi namun sudah lebih dulu dihentikan Vela dengan memegang tangannya.
"Pah, aku butuh pelukan papah." pinta Vela.

Vian menatap Vela lalu menepis kasar hingga membuat Vela mundur namun berhasil ditangkap Ami.

"Vian---,"

Tiba-tiba mereka didatangi para petugas untuk memberikan informasi tentang penyebab kejadian ini terjadi.
Vian yang mendengar hal itu duduk sambil menahan tangisnya dan petugas itu pamit pergi.

Vela juga mendengar bahwa itu terjadi karena gas yang dekat sekali dengan api, ia pun merasa kesal kenapa ia tidak bertindak langsung saat itu.

Vela berjalan kembali untuk mendekati Vian,
"Pah, aku sadar adanya itu tapi aku---,"

Vian yang mendengar itu langsung memegang kedua lengan Vela dengan erat,
"Apa? apa kamu bilang? dan kamu malah tidak peduli?" tanya Vian dengan emosi.

"Pah aku---,"

"Kamu memang anak pembawa sial sama kayak ayah kamu itu,"

"Vian!" Ami pun berteriak pada Vian, anaknya.

"Apa? apa maksud papah? papah, papah aku kan?"

Vian yang mendengar itu menguatkan lagi pegangannya dan membuat Vela meringis kesakitan,
"Pah---,"

"Jangan panggil saya papah, saya bukan papah kandungmu!" Vela melebarkan matanya kaget dan tidak percaya dengan apa yang telah ia dengar.

"Ya, Bulan sudah menikah lebih dulu sama ayah kandungmu dan dia meninggal namun Bulan saat itu mengandung dirimu. Lalu Bulan pun menikah dengan saya," ungkap Vian.

"Kamu mau tau sifat ayah kandung mu?"

"Vian!" bentak Ami.

Vian menatap Ibunya,
"Ini saatnya dia tau bahwa dia ini anak seorang pengkhianat,"

AghaVela [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang