CHAPTER 2

251 75 9
                                    

"makasih untuk senyuman nya."

FIKRI AL-FARIZI

@Firdafarihah_

***

"Ibu aku boleh main gak sama temen." Tanya Anggun yang saat ini tengah duduk di depan Televisi lebih tepatnya di ruang keluarga.

"Gausah ngapain main keluar." Tegas Arni, ibu Anggun.

"Ta-tapi Bu aku pingin main sama yang lainnya." Sendu Anggun.

"Bu biarin lah bu adek main sama yang lainnya, masa iya ibu kurung terus." Ucap Bara tiba-tiba. Lelaki itu baru keluar dari kamarnya tak sengaja mendengar keluhan adeknya.

"Ibu gak kasian sama adek? Udah 11 tahun lamanya ibu mengurung adek."

"Bu adek itu masih kecil, masih masa bersenang - senang. Bu Bara mohon sama ibu izinkan adek main sama yang lainnya."

"Bara gak tega Bu melihat adek merasa kesepian." Ucap Bara panjang lebar guna meyakinkan ibunya.

"Mana ada kesepian kan ada Alan. Bisa tuh main sama Alan." Tegas Arni.

"Bu kalau ibu tau, Alan sama adek mainnya hanya sebatas pembatas pagar Bu. Mereka main bersama terhalang pagar. Coba Bu bayangin gimana rasanya?." Ucap Bara sedikit tegas.

"Iya Bu kasian Anggun, ayah aja gak tega." Ucap Adit, ayah Anggun dan Bara.

Arni yang semakin di pojokkan oleh anak sulung dan suaminya itu sedikit merasa geram.

"Mas!!! Kalau Anggun main di luar sana sama temen nya pasti nanti Anggun jadi anak yang gak bener." Ucap Arni meninggikan suaranya.

"Bu, Anggun masih kecil dia gak akan langsung terpengaruh sama hal - hal yang buruk." Ucap Adit tegas.

"Dan ibu jangan negatif thinking terhadap temen - temennya adek. Mereka semua baik asal ibu tau." Tegas Bara.

"Darimana kamu tau kalau mereka baik hah!! Dari mana??." Tegas Arni meninggikan suaranya lagi.

"Bu dengerin Bara, kalau temen - temennya adek berpengaruh buruk... dari dulu mungkin Adek udah terpengaruh Bu. Mana buktinya!! sekarang enggak kan bu." Ucap Bara sedikit meninggikan suaranya.

Arni terdiam, ia berfikir benar juga apa yang di katakan anak sulungnya. Mungkin dari dulu Anggun terpengaruh sama hal - hal yang buruk tetapi nyatanya enggak.

Anggun yang tengah duduk di kasur depan televisi hanya bisa diam menatap keluarga nya yang bertengkar. Pertengkaran tentang dirinya yang tidak di perbolehkan keluar rumah.

Arni menghela nafasnya, "oke ibu akan membiarkan Anggun main sama temennya."

Anggun terkejut lalu menatap ibunya dengan sedikit bahagia, "beneran Bu?."

"Tetapi dengan satu syarat..."

"A-apa Bu."

"Main hanya sampai waktu jam 4 sore dan gak boleh melebih jam itu." Tegas Arni.

FIKRI AL-FARIZI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang