CHAPTER 18

83 36 1
                                    

Happy reading 🤗

-

-

-

•Fikri Al-Farizi

@FirdaFarihah_

***

Masih Flashback ya..

"Ayo masuk.." Ucap Alan saat membuka gerbang rumah nya, dengan tangan yang masih setia menggenggam gadis itu.

Alan membawa Fisya untuk duduk di kursi yang tersedia di teras rumah nya. Setelah menyuruh untuk duduk, Alan pun masuk ke dalam rumahnya.

Alan kembali ke teras rumahnya dengan membawa segelas air putih.

"Ini minum dulu.." Ucap Alan memberikan air itu ke Fisya lalu ia pun duduk di samping gadis itu.

Fisya pun menerima air minum itu dan meneguknya hingga setengah. Alan yang memperhatikan gadis di hadapannya itu, ia merasa prihatin dengan keadaan nya.

"Ma-makasih Kak." Ucap Fisya kemudian menunduk.

Namun ada tangan kekar yang menarik dagunya, "Udah jangan nunduk lagi, gak pantas seorang perempuan menunduk." Ucap Alan.

"I-iya.."

"Kenapa hm?." Tanya Alan.

Fisya menggelengkan kepalanya, "engga papa kok kak."

Alan tersenyum, "Di balik kata engga papa nya seorang perempuan itu pasti ada apa - apanya." Ucap Alan seperti mengintrogasi gadis di hadapannya.

Fisya menghela nafasnya panjang lalu ia menundukkan kepalanya lagi.

Alan yang paham dengan keadaan gadis ini tak ingin melanjutkan pertanyaan lagi. "Udah gapapa kalau gak mau cerita, gue tau perasaan Lo."

"Kalau Lo mau cerita ke gue gapapa kok gue bakal dengerin." Lanjut Alan.

Fisya menghela nafasnya, "K-kak."

"Hm?."

"Boleh aku cerita?." Tanya Fisya dengan hati - hati.

"Tentu kalau Lo mau cerita ke gue, gue bakal dengerin." Terima Alan dengan senang hati.

Akhirnya Fisya pun menceritakan semua yang selama ini ia pendam sendiri. Namun tak semua yang ia pendam di ceritakan ke lelaki ini, hanya masalah sekarang ini yang ia ceritakan.

Flashback end.

Anggun yang mendengar semua yang sahabatnya ceritakan itu membuat dirinya merasa bersalah dengan sahabatnya. Apakah ia begitu egois? Sampai ia tak mengetahui perasaan sahabat nya.

"Aku jahat ya Lan... " Lirih Anggun.

"Iya."

Jawaban yang singkat dan fakta itu pun semakin membuat dirinya merasa sangat bersalah.

FIKRI AL-FARIZI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang