Bab 40 : Semakin Buruk

173 13 2
                                    

Polisi menemukan ransel berwarna hitam tercampak tak jauh dari lokasi Grey ditemukan. Rosaline yang ikut melihat, untuk membantu polisi mengenali ransel,  jelas yakin ransel itu adalah ransel milik Grey, karena terdapat begitu banyak gantungan kunci yang tersemat pada ransel. Tidak hanya Rosaline, Sheila dan Tika juga mengenali ciri khas yang unik dari ransel Grey.

Isi ransel itu sudah lenyap diambil perampok tampaknya, hanya tertinggal satu - dua helai baju kaos. Rosaline tercekat, betapa Grey ternyata sudah bersiap pergi ke Jogja bersama Tristan. Rosaline teringat percakapan Grey dengan Tristan yang didengarnya saat Grey vidcall dengannya tempo hari.

Kenapa mereka tidak jadi ke Jogja? Kenapa Grey berpisah dari Tristan, dan akhirnya terkena musibah perampokan? Apakah ditengah jalan Grey bertengkar dengan Ttistan? Beribu pertanyaan muncul di benak Rosaline

Selain ransel, Polisi juga menemukan kotak cincin terlempar, tak jauh dari ransel. Cincinnya jelas sudah hilang, diambil perampok,  tapi surat yang dilipat kecil - kecil masih utuh tersemat dalam kotak cincin. Isi surat itu  membuat air mata Rosaline menetes saat membacanya.

Untuk Rosaline,
my princess

Maafkan gue harus jujur ama lo sekarang,
Gue gak mau lagi jadi Bestie lo

Lo udah gak dijodohin lagi dengan Kak Danni. So bolehkah gue jadi pacar lo?

Coz  selama ini, for you to know, perasaan gue ama lo tuh bukan hanya sekedar sayang
Gue ingin milikin lo seutuhnya.

Princess,

Gue udah lama beli cincin ini untuk lo, tapi baru sekarang gue berani ngasiin ke lo.

so please, bersama cincin ini, I am begging, 
will you be my girl?

I love you, Rosaline

GREY

Rosaline mendekap mulutnya, tak kuasa menahan sesak perasaannya. Bahkan Baby Grey udah mempersiapkan diri untuk memintanya jadi pacar, bukan bestie - an lagi.

Hal yang selama ini gak pernah  diungkapin terang - terangan oleh Baby Grey, selama ini dia terima - terima aja gue panggil bestie. Air mata Rosaline menetes lagi.

Melihat Rosaline menangis, Sheila yang sedari tadi mengiringi, memeluk sahabatnya, berusaha menguatkan.

"Udah, udah, plis jangan nangis. Kita semua ikut mendoakan Grey kok," kata Sheila lembut.

"Iya Ros," Tika ikut memeluk Rosaline. "Lo tau kan Grey tuh anak yang kuat, dia pasti bisa ngelewatin semuanya,"

******

Dari kantor Polisi, Rosaline langsung pergi ke Rumah Sakit bersama Sheila dan Tika. Perasaan gadis itu terasa begitu sakit, surat Grey membuatnya begitu pilu.

Di lobi Rumah Sakit, Rosaline terjengah    lobi itu dipenuhi anak - anak Panti Asuhan "Sayang Bunda" milik Nadia sepupu Dokter Aliana. Bahkan Icha bersama ibunya -  ibu kantin SMA Dewantara, juga terlihat datang.  Fangirls Grey, teman sekelas  dan bu Devi wali kelas 11 IPA 1 juga ada. Semuanya. Perasaan Rosaline semakin gundah  melihatnya.

Saat masuk ke ruangan perawatan Grey di ICU, gadis itu menghambur mendekati brankar tempat tidur Grey. Tak sanggup lagi menahan air matanya. Dengan gemetar, dibelainya rambut Grey berkali - kali.

"Baby Grey, di lobi sana,  betapa banyaknya orang yang menyayangi lo,  mereka semua menunggu lo bangun dan kembali tersenyum ceria untuk mereka...,"

Rosaline menggenggam tangan Grey dan mendekatkannya ke pipi.

"Gu - gue juga nungguin lo, Baby Grey, plis bangun," Air mata gadis itu meleleh begitu banyak. "Ka - karena,...,"

Rosaline mengusap matanya. Tapi air mata itu tak bisa berhenti.

Baby Grey ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang