Saat akhirnya Grey kembali masuk sekolah, wajah pemuda imut - imut itu tampak begitu cerah, karena ada tekad menggunung di hatinya. Gue akan baikan lagi dengan Rosaline, gue akan minta maaf karena udah nething dengan dia.
Tak dipedulikannya guru piket yang menegurnya saat baru tiba di sekolah, karena dia tidak memakai atribut seragam sekolah lengkap. Lupa memakai dasi, dan Name Tag tidak tersemat di dada seragamnya.
"Hilang," begitu jawab Grey sembarangan, saat ditanya guru piket.
Dan lagi - lagi nama belakangnya menyelamatkan pemuda imut itu dari hukuman. Nama Adinegoro, masih sakti tampaknya untuk lolos dari hal - hal seperti itu. Grey hanya memutar bola matanya, malas, setiap kali dirinya selamat berkat nama besar Papanya. Enak sih lolos terus, tapi gue malah berharap nama Papa tuh Paijo or something, biar bisa bebas keluar masuk warteg atau jajan bakso gerobak dipinggir jalan, tanpa ditatap aneh dengan orang - orang.
Sambil manyun hingga pipinya menggelembung seperti mochi besar karena memikirkan nama besar Papa, Grey masuk kelas, mata hazelnya langsung mencari - cari Rosaline, sahabat yang paling dicintainya.
Grey menyembunyikan sesuatu dibalik punggungnya. Sebuah kotak mungil berisi sepasang gelang couple baru. Grey tau dia sudah merusak gelang couple milik Rosaline saat mereka bertengkar kemarin, karenanya Grey ingin memberi kejutan pada Rosaline dengan membeli sepasang gelang couple baru untuk mereka kenakan bersama.
"Where's Rosaline?" Tanya Grey pada Sheila dan Tika, karena tidak menemukan Rosaline. Tapi si imut itu hanya bisa tercengang melihat betapa tegangnya raut wajah Sheila dan Tika saat menatapnya.
"Kenapa?" Tanya Grey karena Sheila dan Tika hanya membisu, tidak menjawab pertanyaannya.
"Se - seharusnya kami yang bertanya ama lo, kemana Rosaline dibawa kemarin," Sheila akhirnya bersuara.
"Ha?" Grey bengong. Apalagi tiba - tiba Tika menangis tersedu - sedu. "Hey what's wrong?"
"Ya Tuhan, lo gak tau? Padahal pelakunya keluarga lo....," Sheila mendekap mulutnya, melihat sikap Grey yang seperti tidak tau apa - apa.
"Ke - keluarga gue?" Grey mulai merasa tidak enak. "Apa maksud lo?"
"Saat pulang sekolah kemarin, Ros diculik...," Sheila belum selesai bicara.
Kotak yang berisi gelang couple baru itu terlepas dari tangan Grey, saking kagetnya mendengar kata - kata Sheila.
Di dalam pikiran pemuda imut itu langsung muncul satu nama, Papa. Pasti Rosaline diculik oleh orang - orang suruhan Papa. Oh my God, Papa...Papa benar - benar melaksanakan kata - katanya, turun tangan memaksa Rosaline untuk klarifikasi soal foto...
"Dan..Dan Rosaline juga diperkosa...," kata - kata tambahan dari Sheila membuat Grey sampai terjengit mendengarnya.
"W- What?" tenaga pemuda itu serasa hilang seketika.
"Rosaline ditemukan pingsan di sebuah gudang tua, kayak sengaja ditinggalin di sana...," air mata Sheila meluncur saat menceritakannya.
"G - gak mungkin...Itu gak mungkin...No way...," Grey termundur beberapa langkah ke belakang. "Lo..Lo pasti salah, Sheila...Lo pasti salah...Rosaline gak mungkin diperkosa...,"
Buuk!!
Belum hilang rasa terkejut dan shock mendengar berita buruk itu, sebuah bogem sudah menghajar wajah Grey begitu keras hingga pemuda itu terjengkang jatuh.
Danni yang melayangkan bogem, pemuda jodohan Rosaline itu sepertinya sengaja mencari Grey ke kelas 11 IPA.1 dan langsung naik darah begitu melihat Grey. Danni datang bersama 2 - 3 teman sekelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Grey ( Tamat )
أدب المراهقينBagi Rosaline, Grey Fernanda Adinegoro sahabat karibnya sejak kecil, adalah cinta pertamanya, cowok yang bertingkah kekanakan dan memiliki type wajah begitu cute dan manis, dengan sepasang mata hazelnya yang indah, dan senyum gigi kelincinya yang R...