Grey sudah diperbolehkan keluar dari ICU, pemuda itu kini dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa "Sumber Sehat" - juga milik Harry Adinegoro, dimana Dokter Aliana bekerja di sana.
Rosaline yang baru datang, hendak membezuk Grey, berdetak keras jantungnya, melihat pasangan suami - istri Konglomerat Adinegoro berdiri di depan pintu kamar rawat inap Grey.
Rosaline yakin berita - berita tertangkapnya kawanan perampok berbalaclavaa yang menganiaya Grey di media massa cuma hoax belaka, untuk menutupi pelaku sebenarnya. Gadis itu yakin Grey yang lebih benar, karena dialah saksi korban dari kejadian itu sendiri. Walau kondisi ingatan Grey yang terganggu membuat Harry Adinegoro tidak percaya.
Rosaline menggigit bibir bawahnya, saat melihat Harry Adinegoro mengajak istrinya masuk ke dalam kamar rawat inap Grey. Apa reaksi Baby Grey jika melihat Tante Alicia datang?
"Honey, I better wait here, Saya kurang suka bau obat di Rumah Sakit, the smell makes sick," terdengar Alicia menolak. Rosaline kecewa mendengar itu, karena dia ingin Harry Adinegoro tau reaksi Grey saat melihat Alicia.
Perempuan bule itu tampak mondar - mandir menunggu suaminya di depan kamar rawat inap Grey. Alicia tampak mengerenyitkan wajah saat bertemu pandang dengan Rosaline, rautnya seolah Rosaline adalah seorang gadis gembel yang bau.
Beruntung Sapphirra datang, Rosaline hampir saja hendak mencibir saat Alicia memutar tubuh membelakangi. Caregiver itu menarik tangan Rosaline agar menjauh dari Alicia.
"Nona, lihat ini, mungkin berguna," bisik Sapphira, sembunyi - sembunyi menyodorkan buku tebal bersampul hitam pada Rosaline. "Buku Diary Tuan Grey,"
"Buku Diary?" Mencelos dingin hati Rosaline rasanya melihat buku itu.
"Maaf saya sudah membaca isinya sedikit," kata Sapphirra. "Tuan Grey sepertinya sudah tau rencana Nyonya Alicia,"
Keduanya memilih duduk di kursi panjang di lobi Rumah Sakit, jauh dari Alicia, agar lebih leluasa membuka - buka buku Diary Grey.
Rosaline mendekap mulutnya, melihat begitu banyaknya foto - fotonya terselip di halaman buku itu. Diih kapan juga Baby Grey motoin gue, gadis itu membatin, terharu, mengetahui betapa Grey ternyata sungguh mengaguminya.
17 November 2021
Dear Diary,Rosaline, nama itu selalu indah di hati gue. Dia matahari gue, princess gue. Dia yang selalu bisa ngebuat gue tertawa, tersenyum, ngelupain semua rasa sakit gue, ngelupain kecewa gue
Rosaline menggeleng, buru - buru menekan rasa bapernya. Bukan waktunya bucin - bucinan sekarang. Gadis itu berusaha fokus, membolak - balik halaman buku Diary itu, mencari yang dimaksud Sapphirra.
"Ah ini...," jemari Rosaline berhenti pada satu halaman.
10 April 2022
Dear Diary,Makin hari Mama makin sering bullying gue, apalagi sejak Papa pergi ke New York.
Sepertinya Mama mengambil kesempatan, karena Papa pergi cukup lama kali ini. Gue keinget terus kata - kata Mama yang kepengen ngebuang gue ke Rumah Sakit Jiwa kalo gak ada Papa.
Gue gak ngira segitu ambisinya Mama mau nyingkirin gue dari posisi pewaris utama semua perusahaan dan kekayaan keluarga Adinegoro.
Ah Mama, asal Mama tau, gue gak pernah peduli, seandainya Mama membuat surat pengalihan posisi pewaris utama ke Kak Tristan sekalipun, gue akan suka rela menanda tangani persetujuannya. Gak perlu sampe Mama nekan gue dengan bullying kayak gini, Ma.
Ma, gue selalu menganggap Mama seperti Mama kandung sendiri dan cuma ingin dipeluk Mama as your son. Gak minta lebih, Ma. Kenapa Mama gak pernah ngerti.
*****
15 April 2022
Dear DiaryMama dan Kak Tristan sudah pulang dari Paris, France. Mereka terlihat begitu gusar dengan gue, dan sengaja mencari - cari kesalahan gue, apakah karena tau gue berhasil juara 1 Lomba Karya Ilmiah, mengalahkan Kak Tristan yang cuma juara 3? No way, sepertinya bukan itu.
Semalam gue denger Mama serius banget menelepon entah siapa dan menyebut - nyebut Villa Kassandra. Gue gak tau Villa siapa itu, dan dimana. Never heard of it before. Seminggu lagi Papa pulang dari New York, sepertinya Mama terdesak dengan ambisinya sendiri. it seems she and Kak Tristan have a plan mau ngerjain gue. Oh I hope gue cuma nething. Ya pasti gue cuma nething.
Rosaline tercekat, memandang Sapphirra.
"Ini bisa jadi bukti, jika pelakunya Tante Alicia dan Kak Tristan, Mbak," kata Rosaline. Sapphirra mengangguk. "Kita harus beritau Om Harry,"
"Tapi hati - hati Nona, tunggu sampai Tuan datang ke Rumah Sakit sendirian tanpa Nyonya Alicia," Sapphirra mengingatkan.
*****
Kesempatan itu datang cepat. Pagi Sabtu di lobi Rumah Sakit, Rosaline yang baru tiba, melihat Harry Adinegoro datang sendirian hari itu.
Tapi di belakang Konglomerat itu mengekor beberapa wartawan, yang gencar melemparkan pertanyaan - pertanyaan seputar kondisi Grey.
"Pak, bagaimana kondisi anak Bapak sekarang?"
"Saya dengar anak Bapak disuntik gila? Apakah itu benar?"
"Apa tanggapan Bapak terkait kasus ini?"
Raut Harry Adinegoro terlihat begitu gusar. Wartawan - wartawan itu membandel, meskipun sudah berkali - kali diusir Bodyguard, tapi tetap saja ada cara mereka mengejar Konglomerat itu. Bahkan hingga ke Rumah Sakit seperti saat ini.
"Maaf, ini Rumah Sakit, harap anda - anda tidak membuat keributan di sini," Satpam Rumah Sakit pun turut membantu menghalangi para Kuli Tinta itu.
Hingga akhirnya Konglomerat itu berhasil masuk lift menuju ke kamar rawat inap Grey di lantai teratas Rumah Sakit miliknya itu, terlepas dari kejaran Wartawan.
Rosaline yang menyusul naik lift, lega juga melihat Harry Adinegoro sering datang menjenguk Grey, biasanya tidak pernah peduli. Walau Rosaline tidak tau Harry Adinegoro datang bukan karena khawatir pada Grey, melainkan takut Adinegoro Groups - perusahaannya tidak memiliki pemimpin jika Grey tidak sembuh.
"Yes, Baby Blue datang!" Seru Grey gembira melihat Rosaline masuk ke dalam kamar rawat inap, tak lama setelah Harry Adinegoro masuk. Rosaline tersenyum miris mendapat sambutan dari Grey.
"Om, ini buku Diary Grey. Maaf kemaren Mbak Sapphirra yang ambil dari kamar Grey yang di rumah," Rosaline menyodorkan buku Diary Grey pada Harry Adinegoro. "Plis Om baca, di bagian yang Ros tandain, plis? Biar Om tau yang sebenarnya,"
Harry Adinegoro mengangkat alis, menoleh pada Rosaline.
"Tapi...," laki - laki itu hendak berkilah "Pelakunya sudah ditangkap, untuk apa lagi?"
"Maaf Om, Baby Grey sepertinya udah tau rencana Tante Alicia, Om," kata Rosaline berusaha meyakinkan. "Kata Baby Grey, Tante menyebut - nyebut Villa Kassandra waktu nelepon seseorang, mungkin Om tau Villa Kassandra?"
"I - itu Villa milik Alicia yang sudah lama tak terpakai...," Harry Adinegoro akhirnya menerima buku Diary Grey yang disodorkan Rosaline.
"Baby Grey menuliskannya sebelum kejadian, Om," tambah Rosaline.
Kening laki - laki Konglomerat itu berkerut saat membalik - balik halaman buku Diary Grey.
*****
Sepertinya terusik juga rasa penasaran Harry Adinegoro setelah membaca buku Diary Grey anaknya. Konglomerat itu meraih iphone - nya dengan gusar.
"Pak Komandan, tolong Bapak selidiki Villa Kassandra," kata laki - laki itu pada rekan Polisinya, yang selama ini selalu membantunya.
==============================
Dari AuthorThanks ya udah baca sampe sini,
Jangan lupa vote n komennyaUdah hampir - hampir ya...
Hampir apa coba? Hehehe hampir menuju ending.
Nantikan plot twist nya
Sekarang lanjut dulu ke Bab berikutnya ya, next..
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Grey ( Tamat )
Fiksi RemajaBagi Rosaline, Grey Fernanda Adinegoro sahabat karibnya sejak kecil, adalah cinta pertamanya, cowok yang bertingkah kekanakan dan memiliki type wajah begitu cute dan manis, dengan sepasang mata hazelnya yang indah, dan senyum gigi kelincinya yang R...