Tak terasa matahari pagi sudah menampakkan sinarnya menerangi langit. Grey mengurut keningnya, kepalanya terasa berdenyut sakit, semalaman dia tidak tidur, karena mengerjakan proposal Karya Ilmiah. Manic episode Bipolarnya membuat Grey memiliki semangat berlebihan, hingga merasa sanggup melakukan semuanya tanpa menyadari tubuhnya sudah kelelahan.
Padahal ini pagi Senin, jelas dia harus sekolah Tapi yah bagaimanapun, pemuda imut itu menginginkan hasil terbaik untuk Proposalnya.
Grey menghela nafas, merapikan bundel berkas proposal yang baru selesai dia print. Proposal itui sepulang sekolah, rencananya akan diserahkan pada Panitia Lomba Karya Ilmiah untuk diseleksi ke tahap selanjutnya.
"Semoga diterima, do'a Grey, dipandanginya foto Rosaline yang terbingkai begitu indah di meja belajarnya. Foto Rosaline yang tempo hari diambilnya diam - diam dengan menggunakan kamera Iphone saat Rosaline masih bersekolah.Please pray for me, Ros. Jika gue bisa menangin event Karya Ilmiah yang disuruh Papa, kita bisa bersama lagi kayak dulu, Ros, dan kali ini untuk selamanya karena gue bakal nikahin lo. Grey tersenyum sendiri memikirkan dia akan menikahi sahabat masa kecilnya, Rosaline, dan membayangkan dia memanggil 'Mama Rosaline' dan Rosaline akan memanggilnya "Papa'
"Aduuh!" Lamunan indah itu buyar. Tiba - tiba Tristan, Kakak tiri Grey masuk ke dalam kamar, dan mendorong kepala Grey dengan kasar, hingga nyaris membentur meja. Pemuda bule itu tampak sudah rapi dengan seragam sekolahnya, mungkin hendak berangkat sekolah, saat melihat Grey masih di kamar.
"Hey Stupid, aku dengar dari Papa, kamu ikut juga event Karya Ilmiah itu, hah?!" Sembur pemuda bule itu. "Kenapa?! Mau cari perhatian Papa, kamu?! Jangan mimpi kamu, loony boy !!"
"Justru Papa yang nyuruh Grey ikut, Kak, sebagai persyaratan Grey bisa nikahin Rosaline," kilah Grey. "I just try to help you...,"
Tristan mengerang.
"You? Try to help me?" Katanya dengan nada mencemooh.
"Yes I do. Untuk ngelepasin Kakak dari tanggung jawab nikahin Rosaline...," sahut Grey datar.
"Hell!" Tristan naik darah mendengar itu, langsung menerjang Grey, mencekal kerah baju adik tirinya "Apa maksudnya?! Are you being sarcastic with me?!"
"Bukannya seharusnya Kakak senang, Grey gantiin?" Grey mengangkat alis.
Bukk!!"
Bogem Tristan melayang ke wajah Grey.
"F**ck you!" Tristan mengumpat marah karena mengganggap Grey sudah menyindirnya.
Namanya orang bersalah tapi tak mau bertanggung jawab, sedikit banyaknya hal itu mengganggu nurani Tristan juga sebenarnya. Sementara Grey yang terjatuh dari kursi akibat terkejut tiba - tiba dihajar Tristan, menatap nanar Kakak tirinya.
"Just get out of my life!" Tristan meradang. "Dasar adik tak tau sopan!"
"Kak? What are you doing?!" Mata hazel Grey mendelik saat melihat tangan Tristan menyambar bundel proposalnya yang tergeletak di meja belajar dan tanpa ba - bi - bu meremukkan dan merobek bundel itu.
"Rubbish!" Tristan melempar bundel proposal yang bentuknya sudah tidak keruan itu ke wajah Grey.
"Why? Ke - kenapa Kak?" Grey terpana melihat bundel proposalnya hancur, proposal yang baru saja dia print, setelah semalam suntuk dia mengerjakannya.
"If it is the winner dalam event Karya Ilmiah itu, that shoukd be me! Paham?! Berani kamu melangkahi aku? You die!" Tristan memperlihatkan gerakan menyembelih leher.
Kening Grey berkerut, begitu sakit menahan desakan manic mood yang memenuhi dadanya, memandang Tristan yang pergi meninggalkannya begitu saja setelah menghancurkan Proposal Karya Ilmiahnya.
Pemuda imut itu tak mengira Tristan Kakak tirinya begitu tega mengancamnya agar mengalah dari lomba Karya ilmiah. Tidak tau dia setengah mati memperjuangkan itu demi Rosaline.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Grey ( Tamat )
Ficção AdolescenteBagi Rosaline, Grey Fernanda Adinegoro sahabat karibnya sejak kecil, adalah cinta pertamanya, cowok yang bertingkah kekanakan dan memiliki type wajah begitu cute dan manis, dengan sepasang mata hazelnya yang indah, dan senyum gigi kelincinya yang R...