"Maaf Bapak Hakim, saya keberatan!"
Hakim hampir saja mengetuk palu, menjatuhkan vonis hukuman pada Grey, saat Ando tiba - tiba mengangkat tangan.
"Tuan Ando, tapi klien anda adalah nona Rosaline, bukan Tuan Grey, anda tidak bisa mengajukan keberatan," Hakim terjengah melihat Ando berdiri.
"Saya tau, Bapak Hakim, saya bicara atas nama kemanusiaan, bukan atas nama hukum. Sebagaimana kita ketahui bersama, Grey bukan pelaku yang sesungguhnya, dia mengaku hanya untuk melindungi perasaan Mamanya, dan menghindari hal - hal yang tidak diingjnkan jika Tristan Javier yang dihukum. Jadi mohon pertimbangannya, Bapak Hakim," kilah Ando.
"Hal - hal yang tidak diinginkan bagaimana maksud anda?" Tanya Hakim sambil mengangkat alis. Ando spontan menatap tajam pada Alicia, membuat wajah perempuan bule itu memucat, tapi laki - laki itu masih menimbang dampak negatif yang terjadi pada Grey jika dia langsung menuding Alicia yang notabene adalah Mama tiri Grey.
"Ehm, hal - hal itu mungkin urusan keluarga, Bapak Hakim, saya tidak berani mengungkapkan di sini tanpa izin keluarga Adinegoro," sahut Ando bijaksana. "Tapi seperti yang saya katakan tadi, mohon Bapak Hakim mempertimbangkannya sekali lagi hukuman itu."
"Saya juga bermohon, Bapak Hakim," Dokter Aliana tiba - tiba ikut berdiri. "Saya seorang Psikiater, Grey adalah pasien saya, mohon pertimbangkan hukumannya, karena kondisi kesehatan mental Grey, Bapak Hakim,"
Para pengunjung sidang kembali riuh karena kata - kata Dokter Aliana, mereka semakin simpati dengan Grey.
"Saya juga sangat bermohon, Pak," Rais Baswara akhirnya ikut berdiri, dari belakang tempat duduk Dokter Aliana.
"Saya mohon, Bapak Hakim," Nadia juga berdiri.
"Kami juga bermohon, Bapak Hakim, plis bebaskan Grey," Sheila dan Tika yang ikut menghadiri sidang, serentak berdiri, menyatakan dukungan mereka pada Grey, tindakan mereka diikuti oleh Reyna, Kakak Rosaline.
"Saya juga mohon bebaskan Grey," kata gadis kuliahan itu.
"Bebaskan Grey!"
"Bebaskan Grey, kami mohon!"
Kata - kata itu tiba - tiba menggema memenuhi setiap sudut ruang sidang, membuat Hakim dan jajarannya, Harry Adinegoro, Alicia dan Tristan terperanjat, karena seluruh pengunjung sidang, bagai dikomando, satu per satu berdiri sambil menggaungkan kata - kata pembelaan untuk Grey.
"Bebaskan Grey!"
Sedangkan Grey hanya terkesima, tak mengira ternyata begitu banyak yang membelanya.
******
Akhirnya Hakim mengambil jalan tengah untuk prnyelesaian kasus itu, yaitu membatalkan hukuman penjara dan memberi kesempatan pada keluarga kedua belah pihak untuk menyelesaikan kasus ini dengan cara kekeluargaan, yaitu dengan menikahkan Grey atau Tristan dengan Rosaline, sebagai pertanggungjawaban atas janin yang ada dalam kandungan Rosaline, dan keluarga Adinegoro diwajibkan membayar sejumlah sanksi denda sebesar ketentuan hukum yang berlaku.
Sidang selesai dengan tepukan riuh para pengunjung sidang. Rosaline memeluk Grey, lega sahabatnya tidak jadi dipenjara.
"Anak bodoh, anak bodoh, lo nekad banget," kata itu berulang - ulang tersembur dari mulut Rosaline, walau makna sebenarnya Rosaline begitu haru, dengan segala pengorbanan Grey agar dirinya dan keluarga tak tersakiti oleh Alicia, bahkan Alicia pun tidak kehilangan masa depan Tristan, anak kesayangannya.
Entah terbuat dari apa hati lo, Baby Grey, rintih Rosaline memandang Grey yang membalas pandangannya dengan senyuman gigi kelinci terukir dibibir. Malaikat gue, Baby gue, cinta pertama gue, dan gue gak akan pernah menyesal mencintai lo...
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Grey ( Tamat )
Ficção AdolescenteBagi Rosaline, Grey Fernanda Adinegoro sahabat karibnya sejak kecil, adalah cinta pertamanya, cowok yang bertingkah kekanakan dan memiliki type wajah begitu cute dan manis, dengan sepasang mata hazelnya yang indah, dan senyum gigi kelincinya yang R...