Be Mine 6.

19.6K 1.1K 32
                                    

Sisi menyeka air matanya berkali-kali. Bukannya dia tega memperlakukan digo seperti itu. hanya saja dia terlalu takut untuk memulai lagi dengan perasaan benci yang masih ada. Bukannya dia tidak memberikan kesempatan kedua buat digo , semua orang berhak mendapat kesempatan kedua termasuk digo , hanya saja dia ingin melihat kesungguhan digo padanya. Dan mulai detik ini dia akan mencoba membuka hatinya kembali , tapi hati itu dibuka hanya untuk digo. Bagaimanapun cinta itu tidak hilang cinta itu masih ada.

Lamunan yang disusun dengan memori masa lalu bersama digo harus hilang berganti dengan dinding putih di tempatnya sekarang. Itu terjadi karena tiba-tiba ada yang membuka pintu ruang inapnya.

Melihat siapa yang datang sisi memasang wajah kesal. Walaupun sebenarnya dia lega karena orang ini tidak datang saat ada digo.

"sorry beib i'm late" ucapnya dengan tampang menyesal.

"gue minta 30 menit prince , dan lo dateng lebih dari 45 menit. Lo biarin gue sendiri"

"nella kemana ? gue udah suruh dia buat jagain lo kok beib"

"lo fikir dia bisa jagain gue ? kalau ada orang macem-macem sama gua ? kalau ada yang mau nyulik gue ? atau lebih parahnya mau bunuh gue dengan nyamar jadi suster ? dia bisa nolongin gue ? nggak prince"

Dia meluapkan emosi yang sejak tadi tertahan pada jordan. Dalam hati dia berkali-kali mengucapkan maaf karena sudah menjadikan jordan pelampiasan emosinya.

"lo kenapa sih ? kenapa pikiran lo negatif semua begitu ? lo tau kan kerjaan gue juga banyak si. Gak Cuma ngintilin lo , selalu siap jadi pesuruh lo. Gak Cuma itu si. Gue juga butuh hidup , kerjaan gue banyak. Gue ninggalin meeting demi lo. Ada insiden kecil di perjalanan kesini. Setelah pengorbanan gue yang banyak itu lo malah marah-marah sama gua ?"

Sisi menahan sesak di dadanya. Untuk pertama kalinya jordan membentaknya. Dan untuk pertama kalinya jordan membahas semua waktunya bersama sisi. Bahkan panggilan kesayangan untuknya juga tidak diucapkannya. Sefatal itukah ucapannya tadi?. Sisi menangis untuk ke sekian kalinya. Sungguh bukan pribadinya.

"keluar dari sini.  Maaf saya sudah mengganggu waktu anda. Ini terakhir kalinya saya mengganggu anda. Terimakasih untuk selama ini. sekali lagi maaf kalau saya oh bukan maaf karena saya selalu merepotkan anda Tuan Jordan."

Jordan mengusap wajahnya kasar , menyesali perkataan yang dilontarkan pada sisi. Emosi yang sejak tadi pagi menguasainya meluap begitu saja di depan sisi. Jordan memang hanya menampilkan semua ekspressi wajahnya di depan sisi. Menangis, tertawa, kecewa, marah, semua wajah itu hanya sisi yang tau.

"beib ma.."

"pintunya di sebelah sana tuan"

Sisi berbaring tidak menatap jordan sama sekali. Dia tau kalau dia salah , tapi apakah harus seperti itu jordan menjawabnya ?

Sisi memejamkan matanya , bahunya bergetar menahan tangis. Jordan mendekati sisi dan duduk di depan sisi. Wajah putih sisi kini berubah merah menahan amarah dan tangis yang siap meledak kapan saja.

Jordan mengusap lembut pucuk kepala sisi , mencoba menyalurkan ketenangan dengan kelembutan usapannya. Mencoba memberi tau kalau dia menyesal telah mengucapkan kata kasar padanya. Dan memang tak seharusnya jordan mengatakan itu pada sisi.

"maaf gue terlalu berlebihan prince , maaf gue selalu ngerepotin" ucapan sisi terhenti saat air matanya memaksa untuk keluar. Isakan kecil terdengar di ruangan sepi tersebut. Jordan masih tetap mengusap lembut kepala sisi , tidak berniat memotong pembicaraan sisi. Dia akan mendengarkan keluh kesah gadis mungil di depannya ini. sesekali jordan menghapus air mata sisi. Sisi masih memejamkan matanya menikmati sentuhan lembut seorang jordan. Mencari ketenangan di setiap sentuhannya.

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang