Be Mine 10.

18.1K 1K 35
                                    

Gadis mungil itu menampakkan wajah garangnya , dengan setia dia berkacak pinggang di depan dua orang pemuda yang sama-sama meringis menahan sakit akibat perkelahian tak terelakkan tadi.


Plak.plak.


Tamparan si gadis mendarat mulus di pipi dua pemuda di depannya.

"aww sakit beib. Kira-kira dong kalau mau nampar"

Sisi menatap tajam jordan dan beralih pada digo yang ingin mengeluarkan protes juga , namun sisi mendahuluinya.

"apa ? mau bilang sakit juga ?" bentaknya. Digo menunduk saat sisi membentaknya. Di dalam hati dia tersenyum karena sisinya telah kembali seperti dulu. Tidak pendiam seperti waktu pertama bertemu.

"kalian ini kenapa sih ? belum kapok sudah menimbulkan korban ? untung Cuma aku kemarin yang masuk rumah sakit , kalau sampai ada orang lain bagaimana?" omelnya.

"bukan gue yang mulai beib , dia dulu"

"hei kau!" digo mengatupkan rahangnya tak terima karena dipojokkan oleh jordan.

"berhenti. Bisa tidak kalian ini tidak membuat atmosfer panas disini. Dunia ini sudah penuh dengan pemanasan global , jadi tidak perlu ditambah lagi." Ucap sisi kesal.


Dia meninggalkan digo dan jordan yang masih tenggelam dengan pikiran mereka. Diambilnya kotak obat kemudia kembali pada kedua orang yang menghancurkan moodnya.


Dia duduk di samping jordan dan mulai mengobati lukanya , kejadian itu membuat digo menahan kecemburuan yang besar. Sisi tidak bermaksud membuat digo cemburu , hanya saja luka jordan terlihat lebih parah dibandingkan digo , jadi dia berinisiatif untuk mengobati luka jordan terlebih dulu.


"ughh sakit beib , pelan-pelan" ringis jordan.

"kalau udah tau sakit , ngapain berantem segala. Childish banget"

"diperhatiin kek , ini diomelin" sisi yang gemas dengan tingkah jordan , menekan keras ujung bibir jordan yang terluka sehingga membuat jordan mengaduh kesakitan. Digo yang sudah tidak tahan melihat pemandagan didepannya beranjak dari duduknya , namun suara sisi menghentikan langkah seribu yang akan diambilnya.

"kamu mau kemana ?"

"aku harus pulang , kak sheila sudah menungguku di penginapan"

"duduk dulu , lukamu biar aku obati"

Sisi menarik lengan digo untuk duduk kembali , sentuhan itu membuat detak jantung digo bergemuruh. Tak lain dengan sisi , dia merasakan jantungnya memompa darah lebih cepat dari biasanya. Tapi kemudian dia fokus untuk mengobati luka digo yang tak separah jordan. Dibersihkannya luka itu dengan penuh kelembutan , mungkin sutra kalah lembut dengan sentuhan sisi saat ini. digo tersenyum melihat ada raut kekhawatiran dari mata sisi. Setidaknya bukan hanya jordan yang dikhawatirkannya , tapi juga dirinya.

"apa?" tanya sisi. dia menahan senyum melihat wajah digo sedekat ini dengannya.

"kamu cantik , dari dulu tidak berubah"


Bluusssshhh. Entah kenapa sisi merasakan panas di sekitar area wajahnya. Dia melihat ke arah lain , dia tidak berani menatap digo. Pasti digo tau kalau sekarang dia sudah menahan malu karena ucapan digo kepadanya.


"jangan bermesraan di depanku" ucap jordan ketus. Digo memandang jordan sengit. Jordan yang ditatap digo hanya acuh dan Kemudian meninggalkan sisi dan digo di ruangannya. Dia ingin memberikan sisi waktu bersama digo , dia melihat rona bahagia saat sisi bersama digo. Jadi tidak salah bukan kalau dia memberikan kesempatan pada digo ?.

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang