Be Mine 16.

12.9K 963 34
                                    

Sisi menarik tangan digo sambil berlari-lari kecil. Dia terus menunjuk wahana yang ingin dinaikinya. Saat ini mereka sedang berada di pasar malam , sesuai janjinya digo mengajak sisi berjalan – jalan sekedar melepas penat setelah bekerja. Tangan mereka terus saja saling bertaut , senyum sisi terukir sempurna malam ini. di tempat sederhana ini , mereka menempatkan kebahagiaannya.

"honey honey , kalau naik itu berdua lucu deh" pekiknya.

"mau naik itu ? ayo" ajak digo. Sisi menggeleng kemudian menarik ali pada penjual boneka. Sisi menggigit bibir bawahnya gemas pada boneka delapan doraemon kecil berderet rapi di rak. Digo yang mengerti kemauan sisi , tersenyum dan mengambil salah satu boneka kecil tersebut.

"ini untukmu" sisi menoleh ke arah digo.  Dia menautkan alisnya dan sedikit memiringkan kepalanya. Digo terkekeh melihat ekspressi sisi. Diambilnya tangan sisi dan membiarkan boneka kecil tadi di genggamnya.

"berapa pak ?" tanya digo.

"15 ribu mas" digo tersenyum sambil mengambil dompetnya. Dia mengambil selembar uang 20 ribuan dan memberikannya pada sang penjual. Setelah menerima kembaliannya digo dan sisi melanjutkan perjalanannya. Menikmati setiap kebersamaan mereka.

"honey aku laper" bisik sisi di telinga digo. Digo mengacak rambut kekasihnya kemudian mengapit kepala sisi di ketiaknya. "ughhh honey kau bau sekali" sungut sisi. Mereka tertawa cekikikan.

"sayang , emm kalau makan di warung lesehan apakah tidak apa ?" tanya digo cemas. Sisi menangkup wajah digo , menatapnya penuh cinta.

"kita makan dimana saja asalkan berdua" sisi menai turunkan alisnya menggoda digo. Digo mencubit kedua pipi chubby sisi gemas.

"uhhhh seandainya tidak ada orang , kau sudah kulumat habis" ucap digo mengelus bibir tipis sisi. Samar-samar digo melihat wajah sisi merona. Digo menarik sisi menuju lesehan yang cukup sepi pengunjungya.

"kamu pesan saja dulu sayang , aku em aku harus menelvon bryan sebentar" ucapnya tersenyum. Sisi mengangguk , saat sudah sampai di depan sang penjual sisi mengalihkan pandagannya pada digo. Dengan langkah pelan dia mendekati digo. Pemandangan yang dia lihat di depannya membuat dia meneteskan air mata , digo sedang membuka dompetnya yang hanya berisi 2 lembar 20 ribu dan satu lembar 5 ribu saja.

"ck , uangku tadi sudah habis membayar sewa kos , kalau aku menelvon bryan , pasti akan sangat lama. Tapi .. ah mana mungkin aku menyuruh sisi membayarnya. " digo mengacak rambutnya kesal , sisi menepuk bahu digo setelah menghapus air matanya terlebih dulu.

"honey"

"ah sejak kapan kau disini sayang ?" tanyanya kaget.

"baru saja , aku takut disana sendiri. Ada yang melihatku seolah ingin menerkamku." Ucapnya berusaha serius.

"benarkah ? dimana sekarang orangnya ?" kata digo emosi.

"honey , sudah ayo aku lapar sekali. Aku belum sempat memesan makanannya." Rengek sisi. Tangannya melingkar di lengan kekar digo. Digo menghela nafas panjang. Semoga saja dia tidak harus meninggalkan KTP sebagai jaminan nanti.

"pak , pesan lalapan ayam ya satu , terus teh hangat 2 ."

"ayamnya dibakar apa digoreng non ?"

" dibakar saja pak." Sang penjual mengangguk kemudian menyiapkan pesanan sisi. Dia sengaja memesan satu porsi , karena menyesuaikan uang yang dibawa digo. Digo tidak akan mau kalau sisi yang membayarnya , dia juga tidak ingin mereka bertengkar hanya karena membayar uang makan lalapan.

" kenapa kau Cuma pesan satu sayang ? tapi tak apa , aku juga tidak lapar" digo mengalihkan pandangannya ke sekeliling lesehan. Dulu dia makan di dalam restoran mewah , sekarang dia makan di lesehan dengan beralaskan karpet kecil dan beratapkan daun kelapa.

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang