Be Mine 28.

16.1K 978 95
                                    

ciee saya update lagi cintahh :v

mumpung saya sudah belajar buat ujian nanti malam jadi saya sempatkan nulis :v

ditunggu vomentnya {}

happy reading cintah {}



Sisi mengerjapkan mata coklatnya. Dia melenguh saat merasakan sakit di tangan dan kakinya. Otot di lehernya pun terasa kaku. Dia berusaha merenggangkan otot di lehernya dengan tangannya. Tapi nihil , tangannya tidak bisa digerakkan.

"aww" pekiknya. Matanya melebar sempurna melihat sekelilingnya. Ruangan gelap penuh debu. Oksigen disekitarnya terasa sangat sedikit. Banyak barang – barang yang tidak layak pakai di sekitarnya. Tangan dan kakinya diikat. Dia meringis menahan sakit di perutnya.

"maafkan kecerobohan mama nak. Kamu yang kuat ya sayang. kita pasti bisa keluar dari sini. Papa pasti datang nak"

Brakk.

Pintu terbuka kasar. Sisi memejamkan matanya takut. Wajah orang ini membuatnya bergidik ngeri. Dalam hatinya tak berhenti untuk berdoa , semoga ada yang bisa menolongnya.

" kau sisi ?" suara bariton mengagetkan sisi.

"i..iiya" jawabnya gugup. Dia menarik nafas panjang mencari oksigen bersih.

"apa yang kau inginkan sebelum kau mati." Ucapnya dingin. Sisi terkesiap kaget mendengar perkataan pria ini.

"kau ingin membunuhku ?" tanya sisi kesal. Sang pria menyeringai licik.

"tentu saja. Lalu aku harus apa kalau sudah menyekapmu disini ?" tanyanya. Tapi dari awal pria ini tidak ingin menyakiti sisi. Dia hanya ingin menjadikannya umpan. Tentu saja perkataannya tadi hanya gertakan.

"ck , kau punya dendam dengan siapa ? aku tidak mengenalmu , dan aku tidak punya musuh kecuali orang iri padaku yang cantik ini. lalu kau menculikku , katakan siapa yang kau cari sebenarnya" tanya sisi ketus. Dia sudah menghilangkan rasa takut pada pria ini.

"suamimu" sisi mengerutkan dahinya. Digo ? sebanyak apa sebenarnya musuh digo ini. dia berfikir keras.

"kenapa kau memiliki dendam dengan suamiku ? ah aku tahu kau iri padanya karena dia punya perusahaan besar yang terkenal. Atau kau kalah tender dengannya ? atau kau iri karena dia mempunyai istri cantik sepertiku ?" ucapnya PD.

Perkataannya membuat pria tadi tersenyum kecil. Senyum tulus yang tak pernah muncul semenjak kematian adiknya. Dan kebawelan wanita yang disekapnya sekarang mengobati rindunya pada sang adik. Tiba – tiba saja perasaan iba muncul di dalam hatinya. Perasaan itu tidak ditepisnya sama sekali , karena memang tujuannya bukan membalas dendam pada wanita ini , melainkan pada suaminya.

"kau tidak takut padaku ?" tanya pria itu pada sisi. Sisi tersenyum manis.

"awalnya takut. Tapi kalau dilihat – lihat kau orang baik. Ada kesedihan di matamu" jawab sisi santai.

"kau sok tahu" ucap sang pria ketus. Sisi mencibir padanya. Entah kenapa dia yakin pria didepannya ini tidak akan menyakitinya.

"ikatan di kaki dan tanganmu apa itu menyakitimu ?" sisi memandang wajah pria itu kaget. Dia semakin yakin kalau pria ini masih memliki hati nurani. Sisi menggeleng pelan.

"kau lapar ?" tanyanya. Sisi menggeleng .

"aku tidak lapar , tapi anakku yang lapar" ucapnya polos.

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang