Be Mine 29. (ending)

25.7K 1K 99
                                    

haii cintahh {}

terimakasih sudah setia voment di ceritaku ini {}

maaf untuk semua salah kata dan tingkah laku saya :))

terimakasih buat yang follow saya sampai beratus" followers.

terimakasih yang voting di semua cerita saya.

terimakasih yang sudah comment bawel {} meskipun cuma bilang "next" itu tak masalah :v berarti kalian tidak sabar membaca cerita saya selanjutnya :v eaa wkwkwk {}

terimakasih yang sudah memberi kritik dan saran yang membangun [}

terimakasih yang sudah membaca cerita saya {} tak apa kalau memang yang menjadi silent readers tidak vote :v karena memang cerita saya masih jauh di atas rata" :v wkkwkw

kalian membaca saja sudah membuat saya senang {} sekali lagi terimakasih {}

ini part terakhir di cerita abal - abal saya :)) semoga masih berkenan untuk membaca cerita saya yang lain >> "Kamu" , "Maafkan Aku" , "Mahar Basmalah".

 

Happy reading !

"jadi kak sheila hamil ? ah senangnya aku punya keponakan sebentar lagi" pekik sisi girang. Mendengar kehamilan sheila sisi begitu antusias. Usia kandungan sisi kini sudah lima bulan , sedangkan usia kandungan sheila masih sekitar tiga minggu.

"iya , sekarang kita istirahat dulu ya sayang , sudah malam" kata digo. Sisi mengerucutkan bibirnya tak suka.

"belikan martabak dulu , baru aku mau tidur" jawab sisi ketus. Digo menghela nafas pasrah kemudian mengambil kunci mobil di atas TV.

"honeyyy mau kemana ?" rengek sisi manja. Digo mengerutkan keningnya dan menggerutu pelan.

"tadi katanya suruh beli martabak , sekarang ditanya mau kemana. Lah kan gue jadi bingung"

"bicara apa kamu ? tidak usah menggumam tidak jelas begitu." Kata sisi menatap tajam digo. Digo menelan ludah susah payah. Kalau dia sudah salah di mata sisi , maka sudah bisa dipastikan dia akan tidur di sofa ruang tamu.

"mau beli martabak sayang. tadi kau menyuruhku membeli martabak" jawab digo semanis mungkin. Sisi menganggukan kepalanya.

"mana kunci mobilnya" ucap sisi. Digo mengerutkan keningnya. Dia berfikir apa mungkin sisi akan meminta untuk menyetir mobil sendiri. digo mengalihkan pandangannya pada jordan , jordan mengedikkan bahunya tanda tak mengerti.

"kalau lo nyuruh digo beli martabak kenapa kunci mobilnya diminta ? lo mau nyetir mobilnya ?" tanya jordan membantu menjawab kebingungan digo. Sisi menggeleng.

"terus apa beib ?"

"kamu jalan kaki saja honey , dekat kan ?" digo terbelalak mendengar permintaan sisi. Sedangkan jordan dan sheila sudah terbahak.

"jauh sayang , nanti kakiku mirip dengan talas bogor" keluh digo. Sisi menundukkan wajahnya , itu alarm bahaya untuk digo. Kalau sisi sudah menangis karena permintaannya tidak dituruti , maka besok paginya digo akan pergi ke kantor dengan kantung mata melebihi dua centimeter.

"baiklah sayang aku akan berjalan kaki. Ini kunci mobilnya. Aku berangkat sayang" kata digo berpura – pura semangat. Dia saja tidak tahu apa dia akan kuat berjalan kaki. Aha ! muncul ide di atas kepalanya.

Gue kan bisa nyuruh anak buah gue. Gue suruh aja naik taksi mereka. Terus gue tunggu deh di warung depan. Batinnya.

Digo melangkahkan kakinya keluar setelah sebelumnya memberi kecupan hangat pada sisi.

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang