Be Mine 26.

14.2K 869 21
                                    

tha update lagi :v hampir tamatt nih :v wkkwkwk

perjuangan abiss ya :v haha


typo berterbangan , maafkan cerita gajeku :'


happy reading !


Sisi Pov.

Pembicaraanku dengan digo terhenti akibat suara yang menggoda perutku. Bakwan , aku memang sangat menyukai makanan berkuah itu. aku pun meminta digo memanggil si abang bakwan. Dan tentu saja dia akan menurutiku. Sebentar lagi akan ada kejutan lagi untukmu honey. Sebentar ya nak , mama pasti akan memberitahu papa tentang keberadaanmu. Ucapku dalam hati sambil mengelus perutku yang belum berisi.

ini uangnya sayang. aku ke seberang dulu ya." Kata suamiku yang sudah ada di belakangku.

"mau kemana honey ?" tanyaku.

"itu mau beli camilan ringan di warung . di kulkas habis." Aku mengangguk padanya. Kemudian meminta pada abang bakwan untuk menambah kuahnya. Aku berbalik begitu mendengar suara mobil menderu tak jauh dari tempatku berdiri. Dan mobil itu melaju pada digo ? hei suamiku ? entah mendapat dorongan dari mana aku berlari ke arah digo yang hendak menyebrang.

"Aaaa digooo awasss" teriakku.

Brukk. Aku berhasil menarik digo , namun kita berdua jatuh di trotoar , ku dengar ringisan digo.

"brengsek ! kalau gak bisa bawa mobil jangan bawa mobil woy." Umpat digo. Rasa lega menjalar di sekujur tubuhku melihat digo tidak terluka sedikitpun. Tapi aku merasakan perutku seperti dililit, sakit bahkan sangat sakit.

"ya ampun , mas sama mbak gak apa - apa ?" tanya si abang bakwan pada kami.

"nggak apa - apa bang . maaf ya kita gak jadi beli. Uangnya ambil saja bang buat ganti rugi mangkoknya yang pecah" kata digo. Aku mencoba tersenyum padanya saat dia mengucapkan terima kasih berkali - kali.

"sayang , kau tak apa ?" tanyanya padaku. Keringat dingin mengalir di dahiku. Aku sudah tidak tahan merasakan sakit di perutku.

"arrghhh , sak,,,skkitt. Honn" aku meremas dres yang kupakai. Digo semakin panik saat ada darah segar keluar dari sela pahaku.

Jangan ambil anakku tuhan. Kami belum sempat melihatnya. Jaga anakku .suamiku belum mengetahui kehadirannya.

"sayang kau berdarah ? kita ke rumah sakit sekarang."

Aku sudah tidak bisa merasakan apa - apa lagi. Yang kutahu terakhir kalinya digo memanggil jordan dan membawaku ke dalam mobil. Setelah itu aku tersenyum saat ada seorang anak kecil meminta untuk kugendong dalam nuansa putih yang membuatku tenang.

--//--

"digo lo tenang dulu dong" ucap jordan frustasi.

"sisi di dalem , dan gue ?? gue gak bisa jaga dia . seharusnya gue yang ngelindungi dia" lirihnya. Jordan menepuk pundak digo menenangkan iparnya tersebut. Bukan dia tak khawatir dengan sisi , tapi kalau semua orang panik , siapa yang akan menenangkannya ?

"kita berdoa semoga sisi baik - baik aja. Sekarang lo tenang " seperti robot digo mengangguk dan menangkup wajahnya lemah.

Cklek. Suara knop pintu membuat digo dan jordan terlonjak dari duduknya. Mereka segera mendekati dokter yang baru saja menangani sisi.

"dok , keadaan istri saya bagaimana ?" tanya digo langsung.

"tenang pak . istri anda tidak apa - apa. Tidak ada luka yang perlu dikhawatirkan. Tadi hanya ada sedikit pendarahan karena istri anda shock. Kandungannya juga aman , anak anda hebat didalam sana pak. Tolong dijaga istrinya." Sang dokter meninggalkan digo yang masih berusaha keras mencerna perkataan dokter tersebut.

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang