Be Mine 15.

13.7K 1K 58
                                    

Laki – laki berpawakan tinggi dengan paras tampan itu menggosok lantai dengan kain berpenyangga besi panjang. Sesekali tangan kekarnya membersihkan peluh di keningnya. Setelah dirasa lantai bersih , dia beralih mengambil kanebo dan membersihkan kaca yang berdebu.

"mas , buatkan kopi pahit ya , saya tunggu di ruangan saya" ucap salah satu karyawan. Sang lelaki itu mengangguk patuh kemudian berjalan ke dapur kantor tempatnya bekerja. Dia mulai membuat kopi yang diinginkan karyawan tadi. 2 sendok bubuk kopi dimasukkan ke cangkir putih , setelah itu satu sendok gula menyusul. Bunyi air panas yang masuk ke dalam cangkir membuatnya menghela nafas kasar. Pekerjaan ini baru saja dimulainya , tak ingin berlarut-larut dalam lamunannya dia membawa secangkir kopi itu ke tempat orang yang akan meminumnya.

Setelah mengantar semua yang diinginkan karyawan di kantor itu , lelaki itu kembali ke dalam dapur. Dia mengambil sebotol air yang tersedia. Diminumnya secara perlahan , menghilangkan kering di tenggorokannya sejak tadi. Peluh yang meluncur di dahinya tidak dihiraukan lagi. Dia memandang kosong ke depan. Tangan kanannya mengenggam botol air yang sudah tidak terisi itu.

Suara pintu dapur terbuka. Lelaki berjas hitam berdiri di pintu masuk. Tangannya bersedekap melihat OB barunya memandang kosong ke depan. Dia tidak menyangka pekerjaan ini bisa menganggu fikiran karyawannya sampai seperti ini. dia masuk dengan langkah pelan tak ingin mengganggu OB tersebut. Dia duduk berbelahan dengan sang lelaki yang hanya diam saja. Kehadiran Bosnya itu tidak disadarinya.

"lo kenapa ?" lelaki berjas itu menepuk bahu OBnya.

"ah pak. Anda ingin sesuatu ?" lelaki berjas itu menggeleng. Dan menepuk kursi di sebelahnya , mengisyaratkan agar sang OB duduk kembali.

"maaf pak"

"jangan sok formal sama gue dig. Maafin daddy udah buat lo kayak gini"

"gue gak apa-apa kok"

Iya OB baru itu adalah digo. Jordan dan sisi sudah berusaha untuk menahan sang ayah agar tidak memberi pekerjaan itu pada digo. Tapi siapa yang bisa menentang ayahnya itu ? tidak ada.

Flashback on

Digo turun dari mobil hitam mengkilatnya. Mobil yang akan menjadi milik orang lain sebentar lagi. Dia tersenyum kecut kemudian melanjutkan langkahnya ke dalam kantor yang akan menjadi tempat barunya bekerja. Dia mengetuk pintu ruangan ayah sisi , pengacara keluarganya sudah ada di dalam bersama ayah sisi.

"permisi om , maaf saya baru datang"

"duduklah , dan cepat tanda tangani ini semua. Sudah bulat keputusanmu ?"

"iya om"

Digo mulai menandatangani kertas kertas kosong tersebut. Toh dia sudah tau apa yang akan mengisi kertas kosong itu nanti. Dia menghela nafas kasar.

"kalau kau tidak siap , jangan sematkan tanda tanganmu disana" kata ayah sisi dingin. Digo terlonjak kaget seraya menggeleng cepat. Dia tidak mau melepaskan sisi lagi.

"saya yakin dengan keputusan saya om."

"bagus" ayah sisi mengambil kertas yang sudah ditanda tangani dan menyerahkan kepada pengacara digo.

"jadi saya sudah bisa bekerja disini hari ini om ?" tanya digo.

"sudah , mana kunci mobilmu ? itu sudah jadi milik saya bukan ?" digo mengangguk dan menyerahkan kunci mobil yang tadi pagi dia pakai. Dia merapikan jas yang sedikit kusut karena ulahnya sendiri. Dia kaget saat ayah sisi melempar seragam sky blue padanya , dia memandang ayah sisi seolah meminta penjelasan.

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang