Jordan Pov.
Durhaka sekali mereka berdua , meninggalkan aku di tengah mall sendirian. Mereka fikir aku ini SPB yang menawarkan barang di tengah mall begini. Kalau mereka sih enak berdua , lah aku seperti orang linglung disini. Aku harus kemana ini ? celingak celinguk seperti anak hilang saja.
Me.
Beib , gue pulang.
Beiby.
No ! gue udah nyuruh kak sheila buat nemenin lo , tunggu di cafe deket pintu masuk. Berani pulang berarti berani gak dapet sapaan dari gue.
Kenapa dia meminta wanita itu menemaniku ? bisa – bisa aku senam jantung kalau dengannya. Pasrah saja. Aku menunggu sheila setelah memesan coffe late kesukaanku. Tepukan di bahuku membuatku menoleh ke belakang , ingin tahu siapa yang melakukannya. Di belakangku sudah ada sheila dengan menggunakan baju casual , membuat dirinya terlihat lebih fresh.
"cantik" ucapku hampir tak terdengar. Tapi kurasa dia punya pendengaran yang tajam , lihatlah dia sudah merona sekarang. Sepertinya pujian selalu membawa efek merona bagi wanita.
"hai" sapaku kaku. Ck, sudah kubilang aku akan senam jantung kalau dengannya.
"hai , boleh duduk?" tanyanya. Ah aku sampai lupa kalau dia sedang berdiri sekarang.
Aku mempersilahkan dia duduk tepat di depanku , bukan apa – apa , aku hanya ingin leluasa memandang wajahnya. Eh lupakan pikiranku tadi. Sepertinya suasana canggung sudah dimulai. Aku tidak tau harus mulai darimana.
"ehm , tidak ingin pesan sesuatu ?" tanyaku.
"aku pesan cappucino saja." Aku mengangguk dan memanggil waitress.
"kau bekerja bersama adikmu ?"
"iya , dia yang memintaku , awalnya aku tidak mau. Tapi kalau dia sudah menginginkan sesuatu tidak ada yang bisa menolaknya , yah kecuali kehendak Tuhan" cukup panjang lah jawabannya. Setidaknya rasa canggung ini sudah hilang.
Kini aku dan sheila sudah berada di dalam toko tempat menjual berbagai pernak – pernik aneh milik perempuan. Aku hanya mengikuti dia kemanapun dia mau. Aku merasa dia menjadi sedikit manja padaku , tapi aku tidak merasa risih dengan itu.
"ehmm jordan"
"yah"
"aku ingin membeli itu" dia menunjuk cincin unik dengan satu berlian biru bertengger diatasnya. Aku mengerutkan dahiku , apa wanita ini sedang merajuk agar aku membelikannya ?
"aku tidak memintamu untuk membelikanku jordan , aku hanya ingin bertanya apa cincin itu cocok denganku ? aku jatuh cinta saat melihatnya"
"cantik , jadi kalau dipakai olehmu juga akan terlihat sangat cantik" kataku. Memang dia cantik , jadi tidak salah kalau aku selalu memujinya.
"terima kasih . mbak tolong yang itu ya."
"ini mbak , terima kasih" dia mengangguk setelah sang pelayan memberikan barang yang dibelinya.
"kemana lagi ?" tanyaku menoleh padanya.
"digo dan sisi sudah menunggu di parkiran. Kita pulang" aku mengangguk padanya , dan tanpa permisi dia menggandeng lenganku. Seperti ada sengatan listrik dan membuatku merinding karena sentuhannya. Aku merasa tidak normal kalau berdekatan dengannya. Kenapa sebenarnya denganku ini ? aku lupa memberi tahu sisi tentang reaksiku saat aku dekat dengan sheila. Bahkan dengan sisi saja aku tidak pernah merasakan seperti ini. aneh , sungguh sangat aneh tubuhku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
Fanfictionkau membuat aku merasakan cinta dan benci secara bersamaan. dan itu sangat menyakitkan -Sisi YA! dulu aku hanya memperalatmu , tapi aku sungguh mencintaimu seiring berjalannya waktu. -Digo