Be Mine 14.

14.1K 980 37
                                    

 Jordan Pov.

 

Durhaka sekali mereka berdua , meninggalkan aku di tengah mall sendirian. Mereka fikir aku ini SPB yang menawarkan barang di tengah mall begini. Kalau mereka sih enak berdua , lah aku seperti orang linglung disini. Aku harus kemana ini ? celingak celinguk seperti anak hilang saja.

Me.

Beib , gue pulang.

Beiby.

No ! gue udah nyuruh kak sheila buat nemenin lo , tunggu di cafe deket pintu masuk. Berani pulang berarti berani gak dapet sapaan dari gue.

Kenapa dia meminta wanita itu menemaniku ? bisa – bisa aku senam jantung kalau dengannya. Pasrah saja. Aku menunggu sheila setelah memesan coffe late kesukaanku. Tepukan di bahuku membuatku menoleh ke belakang , ingin tahu siapa yang melakukannya. Di belakangku sudah ada sheila dengan menggunakan baju casual , membuat dirinya terlihat lebih fresh.

"cantik" ucapku hampir tak terdengar. Tapi kurasa dia punya pendengaran yang tajam , lihatlah dia sudah merona sekarang. Sepertinya pujian selalu membawa efek merona bagi wanita.

"hai" sapaku kaku. Ck, sudah kubilang aku akan senam jantung kalau dengannya.

"hai , boleh duduk?" tanyanya. Ah aku sampai lupa kalau dia sedang berdiri sekarang.

Aku mempersilahkan dia duduk tepat di depanku , bukan apa – apa , aku hanya ingin leluasa memandang wajahnya. Eh lupakan pikiranku tadi. Sepertinya suasana canggung sudah dimulai. Aku tidak tau harus mulai darimana.

"ehm , tidak ingin pesan sesuatu ?" tanyaku.

"aku pesan cappucino saja." Aku mengangguk dan memanggil waitress.

"kau bekerja bersama adikmu ?"

"iya , dia yang memintaku , awalnya aku tidak mau. Tapi kalau dia sudah menginginkan sesuatu tidak ada yang bisa menolaknya , yah kecuali kehendak Tuhan" cukup panjang lah jawabannya. Setidaknya rasa canggung ini sudah hilang.

Kini aku dan sheila sudah berada di dalam toko tempat menjual berbagai pernak – pernik aneh milik perempuan. Aku hanya mengikuti dia kemanapun dia mau. Aku merasa dia menjadi sedikit manja padaku , tapi aku tidak merasa risih dengan itu.

"ehmm jordan"

"yah"

"aku ingin membeli itu" dia menunjuk cincin unik dengan satu berlian biru bertengger diatasnya. Aku mengerutkan dahiku , apa wanita ini sedang merajuk agar aku membelikannya ?

"aku tidak memintamu untuk membelikanku jordan , aku hanya ingin bertanya apa cincin itu cocok denganku ? aku jatuh cinta saat melihatnya"

"cantik , jadi kalau dipakai olehmu juga akan terlihat sangat cantik" kataku. Memang dia cantik , jadi tidak salah kalau aku selalu memujinya.

"terima kasih . mbak tolong yang itu ya."

"ini mbak , terima kasih" dia mengangguk setelah sang pelayan memberikan barang yang dibelinya.

"kemana lagi ?" tanyaku menoleh padanya.

"digo dan sisi sudah menunggu di parkiran. Kita pulang" aku mengangguk padanya , dan tanpa permisi dia menggandeng lenganku. Seperti ada sengatan listrik dan membuatku merinding karena sentuhannya. Aku merasa tidak normal kalau berdekatan dengannya. Kenapa sebenarnya denganku ini ? aku lupa memberi tahu sisi tentang reaksiku saat aku dekat dengan sheila. Bahkan dengan sisi saja aku tidak pernah merasakan seperti ini. aneh , sungguh sangat aneh tubuhku ini.

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang