Be Mine 17.

12.9K 930 35
                                    

"honey , nanti siang makan bareng ya" ucap sisi setelah sampai di depan kantor.

"iya sayang , semangat kerjanya" sisi mengangguk dan mencium pipi digo kilat. Setelah itu berlalu dari pandangan digo.

Sudah dua minggu digo menggeluti pekerjaannya sebagai Office Boy , meskipun dengan muka datar dia tetap mengerjakan semua yang disuruh karyawan maupun bosnya. Entah kenapa dari 10 OB hanya dia yang selalu disuruh. Bahkan 3 OB yang meminta cuti pada ayah sisi diperbolehkan , lain halnya dengan Digo . dia minta cuti 1 hari saja ancamannya potong gaji. Hanya sisi yang memperlakukan dia istimewa , bahkan tanpa gengsi sisi menemani dia membeli makan siang untuk karyawan , terkadang membantunya membersihkan seluruh ruangan di kantor, meskipun digo sudah menolak untuk dibantu , tapi sisi selalu memberi ancaman yang sukses membuat digo selalu mengangguk.

Selesai digo membersihkan semua ruangan , dia meletakkan semua teman – teman barunya di tempat yang sudah disediakan. Dia merenggangkan otot – ototnya , sesekali menguap menahan kantuk yang menyerangnya. Tangan kekarnya menuju ke bahunya dan memijit bahu yang terasa kram itu. tak lama dia menikmati pijitannya sendiri ada tangan mungil yang membantu aktivitasnya. Dia mendongak hingga dilihatnya senyum yang menenangkannya , senyum yang membuatnya jatuh cinta.

"eh sayang . kenapa kamu kesini ? "

"merindukanmu" jawab sisi sambil terus menggerakkan tangan mungilnya di sekitar bahu digo. Meredam rasa pegal di tubuh kekasihnya.

"sayang , pekerjaanmu sudah selesai ?" sisi mengangguk . "sudah jangan banyak tanya , aku sedang konsentrasi honey" digo menoleh ke belakang melihat sisi.

"konsentrasi apa ?" tanyanya . " memijitmu " digo mendengus geli , dia memejamkan matanya menikmati sentuhan sisi. Beruntungnya dia memiliki kekasih seperti sisi. Ah akan lebih beruntung lagi kalau dia sudah menjadi suaminya. Dia terkekeh menyadari pemikirannya.

"honey" sisi menepuk bahu digo berkali- kali.

"awww , apa sayang ?" tanya digo kesal.

"aku takut kau kerasukan . tawamu mengerikan" jawab sisi sekenanya. Mana mungkin ada setan yang merasuki orang tampan sepertinya ? tapi mungkin saja , digo melirik jam di pergelangan tangannya , sudah hampir makan siang , digo menarik tangan sisi yang memijitnya kemudian mengecupnya sebentar.

"terima kasih pijitannya bu bos. Enak sekali" sisi mengangguk . " tidak gratis ya" digo mengerutkan dahinya , apa sisi meminta bayaran ? " baiklah , berapa ?" tanya digo. Sisi mengetuk telunjuk mungilnya ke keningnya berkali – kali , memikirkan apa yang harus dibayar digo kepadanya.

"aha , bayarannya adalah kau harus menemaniku makan siang hari ini. oke honey , ayo cepat catat pesanan orang – orang yang selalu menyuruhmu itu" ucapnya cemberut.

"baiklah , tapi sepertinya bayarannya cukup menguntungkan untukku. Sebaiknya kau buka panti pijat saja sayang , pasti banyak yang datang"

"iya dan aku harus mentraktir mereka makan siang ? syukur kalau mereka makannya anggun , tapi kalau seperti kuli bangunan ? yang ada aku rugi setiap hari." Digo terbahak mendengar kekasihnya mengomel  , namun tawanya terhenti saat mendengar perkataan terakhir sisi. " tapi itu ide bagus , aku bisa grepe – grepe banyak orang tampan. Baiklah besok pagi aku akan buka panti pijat khusus orang tampan"

"NO BIG NO" teriak digo . sisi mengedikkan bahunya dan berlalu keluar. Meninggalkan digo yang masih mengomel panjang padanya.

—-//——-

"ayah" ardi memutar bangkunya menghadap kepada orang yang memanggilnya , siapa lagi kalau bukan anak semata wayangnya.

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang