Apakah benar?
Yang katanya...
Katanya sih pertemuan pertama adalah takdir.
Sebab setiap mahkluknya tidak ada yang abadi ㅡ With you 99 days.
ㅡㅡㅡ
Berlatar di kota Seoul.Sera, gadis yang baru pindah itu sedang mengangkut beberapa kardus dari mobil open cup dan meletakkan nya di dalam rumah baru mereka yang bernuansa Tradisional itu. Ia tinggal berdua saja dengan sang kakak, Lee Ruby.
Tiba-tiba saja angin bertiup kencang, oh ya! Sera sedang memakai face mask yang tinggal pakai. Angin itu menerbangkan face mask yang ia pakai.
Srett!
Hushh!
"Masker gue!!"
Srrp!
Tunggu. Itu masker kenapa gak lanjut terbang? Kenapa itu masker nemplok di tiang?
Bentar, itu bukan tiang. Tapi orang!
"Mampus, Dek! Kena orang tuh!" ujar Ruby menakuti adiknya itu. Melihat face mask itu hinggap di wajah seseorang.
"Anjir?! Gimana dong kak?!"
"Hayoloh!"
"Sana gih, samperin!" desak Ruby.
Sera menggeleng, "g-gak mau! Takut ah!"
"Cih, gitu aja takut! Katanya pemberani?" ledek Ruby memanas-manaskan.
"Ih! Y-yaudah iya! S-sera samperin." Ujar Sera gugup. Detik selanjutnya gadis itu melangkah pelan menghampiri orang tersebut yang sepertinya laki-laki?
Kedua tangannya mengepal erat disisi tubuh. Hari ini ia memakai kulot jeans serta atasan crop dengan lengan pendek berwarna Lilac."P-permisiㅡ K-kamu gak apa-apa kan?" ucap Sera menunduk.
Laki-laki bertubuh tinggi itu menyingkirkan face mask yang menempel sempurna pada wajahnya. Menatapnya dengan jijik karena terdapat bintik-bintik komedo.
"ANJIR?!" Sera terkejut bukan main.
"G-ganteng banget wanjir!" batin Sera terpesona.
Laki-laki itu bertanya, "ini punyamu?" Sera mengangguk cepat. Sumpah Sera masih terpesona sama itu orang!
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU ㅡ 99 DAYS [HARUTO WATANABE] [END]
FanfictionAku salah. Pertemuan kita ternyata bukan takdir melainkan luka. Bukan selamanya melainkan sementara. Menyakitkan, memang.