Sera berjalan dengan cepat di koridor sambil menunduk dan mengepal erat tangannya.
"Malu banget anjim."
Bruk!
Gadis itu menabrak seseorang. Keningnya terasa nyeri karena terbentur dagu lancip orang tersebut. Sera mendongak melihat siapa sosok di depannya saat ini.
"Woy! Lo kalo jalan pake mata!" tegur Jeongseong marah. Orang yang ia tabrak."Jalan tuh pake kaki lah! Tolol nya natural banget sih!" balas Sera tak terima.
Brak!
Jeongseong meninju dinding di sebelahnya dengan sangat kuat. Dan, itu membuat seluruh murid di sekitar pada berhamburan datang dan nontonin mereka.
"Woy! Woy! Ada yang lagi berantem tuh!"
"Asik! Ada konten nih!"
"Lah? Itu si ketua club basket itu kan?"
"Tontonan gratis nih!"
Gak ada ahklak lo semua y!
"Bisa-bisanya lo ngomong kayak gitu sama gue?" kata Jeongseong dengan nada tinggi.
"Ya bisa lah!"
"Makanya kalo jalan jangan nunduk!" tegas Jeongseong.
"Suka-suka gue lah! Lagian gue gak sengaja! Itu jalan luas, situ ngapain mepet-mepet kesini? Salah siapa coba?" balas Sera kesal.
"Wah, nyolot nih cewek!" seru Jungwon, pengawal setia Jeongseong.
"Kiss aja, diem dia." Imbuh Heeseung.
"Kampret!"
"Minggir!" Sera beranjak pergi dari 3 berandalan sekolah itu.
"Eits? Mau kemana? Lo harus nebus kesalahan lo karena udah nabrak gue." Cegah Jeongseong seraya menarik Sera ke hadapannya. Sangat dekat.
"Apasih?! Gue gak salah kok! Kalian aja yang nyari gara-gara!" amuk Sera.
"Gue laper, siniin duit lo." Pinta Jeongseong memeras.
Sera berdecih, "cih? Miskin ya? Sampe minta duit segala?" ucap Sera dengan nada penuh ejekan.
"Ngomong apa lo barusan?" tanya Jeongseong dengan tatapan mengintimidasi.
"Lo. Miskin ya? Kalo salah minta maaf, bukan meras adek kelas. Dikira keren apa?!" ulang Sera berani.
Bugh!
Tanpa aba-aba, tanpa keraguan, dan tanpa diduga Jeongseong melemparkan bola basket tepat ke arah Sera dengan sangat kencang.
Sampai-sampai tubuh Sera ambruk ke belakang. Sial! Bola basket itu membuat hidung mungilnya terasa sangat nyeri dan memerah.
Jeongseong yang mulai dikuasai emosi, kini meraih kerah baju Sera, sementara satu tangannya siap meninju gadis itu.
"Kurang ajar!"
"Hajar aja bro!"
Bugh!
"Ahk!"
Belum sempat Jeongseong memukul Sera, terlebih dulu seseorang memukulnya hingga terbentur ke dinding.
"Gak salah liat gue?"
Haruto berjalan mendekati Jeongseong yang sedang meringis memegangi rahangnya.
"Ketua club basket yang katanya 'laki-laki' itu barusan mau mukul perempuan?" ucap Haruto pelan dengan sedikit penekanan pada kata laki-laki.
Mampus! Keciduk junior nya!
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU ㅡ 99 DAYS [HARUTO WATANABE] [END]
FanfictionAku salah. Pertemuan kita ternyata bukan takdir melainkan luka. Bukan selamanya melainkan sementara. Menyakitkan, memang.