49. Gone Forever

375 19 2
                                    

الحمد لله رب العالمين

✨✨✨

I want to thank all of you who have read this story to the end. Thank you for your time even those who like this, my message, take the positives throw the bad.  😹❤️

Sorry if there are similarities in the plot, characters, names, and other intrinsic elements. That's not intentional, this story is copyrighted of course. I hope we, both writers and readers, can respect each other. 🤗🌻

HAPPY READING  THE END!!!!

ㅡㅡㅡ

Sera masih terdiam, tanpa sepatah katapun. Gadis itu terduduk di kursi di depan ruang UGD.

"Nih, minum." Jeongseong menyodorkan sebotol air mineral kemasan.

Sera menggeleng.

Jeongseong memberanikan diri untuk duduk di sebelahnya, lalu menyodorkan air mineral itu lagi.

"Minum dulu. Gausah sok kuat, it's okay. You know? Namanya juga hidup. Pasti ada masalah. Dipikirin sampe larut juga enggak akan mengubah keadaan. Istirahat dulu, nanti cari-cari lagi. Kalo mau nyari sama gue juga gue siap. Hahaha." Ucap Jeongseong.

Sera tersenyum kecil, "Thanks."

"Gimana? Udah tenang sekarang?" tanya Jeongseong tatkala memperhatikan gadis itu meneguk air mineralnya.

"Udah, makasih, Kak."

"Omong-omong kenapa Haruto bisa pingsan?"

Sera menggeleng, "Gue enggak tau. Waktu gue sampe, dia udah pingsan. Jantungnya lemah, badannya dingin, b-bibirnya pucat, n-napasnya aja sesak g-gitu, g-gue ... gu ... gue ta-ta-takut b-banget ... h ...."

Sera gemetar menceritakannya, air matanya kini turun lagi. Lantas, Jeongseong tanpa pikir panjang langsung menenangkan gadis itu. Ia memindahkan kepala Sera agar menyandar di bahunya. Jeongseong mengusap lembut pundak gadis itu. Sesekali juga mengusap puncak kepalanya.

"Baru aja berhenti. Nangis lagi sekarang. Kalo gue di posisi Haruto, Sera bakal kayak gini gak ya?" batin Jeongseong.

"Udah, udah ... nangis mulu lo kek bocil SD."

Bukannya mereda, Sera justru semakin sesegukan. Ia kecewa dengan dirinya sendiri. Berapa kali hari ini membuat Haruto tersakiti? Membuat Haruto terluka? Membuat Haruto kecewa? Marah? Ah, tidak tau.

"K-kalo Kak Haru ninggalin gue gimana ya? Hiks, gue ngerasa gagal banget, gagal."

"Hushhh ... elo gak gagal. Enggak. Udah jangan ngomong yang nggak-nggak, gausah nyalahin diri lo sendiri sekarang. Mending lo doain semoga Haruto baik-baik aja."

"Tapi-"

Kriet...

Dokter yang tadi menangani Haruto itu keluar dari ruang UGD.

"Maaf, wali pasien bernama Haruto dimana, ya?"

Sera langsung berdiri menghadap dokter itu, "D-dokter?"

WITH YOU ㅡ 99 DAYS [HARUTO WATANABE] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang