Horeeee updatee!!
ㅡㅡㅡ
Sera sedang merapihkan isi lokernya. Itu cukup berantakan padahal isinya hanya ada seragam cadangan dan alat-alat tulis.
Brak!
Ia menutup pintu lokernya. Telinganya yang tertutup helaian rambut tebal itu mulai mendengar omongan murid yang mondar-mandir sejak tadi.
Semua bahkan seperti membicarakan hal yang sama."Eh? Beneran itu kabarnya?"
"Iya, gue denger sendiri kok! Itu loh, Park Jeongseong! Katanya dia bakal berhenti main basket!"
"Hah?! Masa sih? Gak mungkin dong! Gue ga percaya!"
"Ihh! Serius! Katanya sih kayak udah gak ada yang berarti lagi buat dia."
"Kak Jeongseong galau gitu?"
"Bisa jadi."
"Seorang Park Jeongseong galau? Sulit dipercaya weh!"
"Pacar aja gak punya dia!"
"Pacar gue!"
"Halu lo najis!"
"Terus pengawalnya gimana? Si Heeseung sama Jungwon?"
"Gatau, udah di pecat kali?"
"Tapi yang gue denger sih, dia begitu gara-gara Naeun."
"Naeun siapa lagi? Perasaan di sekolah ini gak ada yang namanya Naeun?"
"Anak sekolah lain kali?"
"Atau jangan-jangan dia berantem sama Haruto? Mereka kan enemy."
"Hush! Sok tau lo!"
Sera menggernyitkan alisnya. "Jeongseong? Naeun?" gumam Sera. "Namanya ... apa mereka orang yang sama??" lanjutnya.
Sera penasaran akan hal itu. Dan, yaa dia yakin yang murid-murid itu bicarakan adalah orang yang persis dalam bayangan Sera.
Ia berjalan meninggalkan loker. Sambil berjalan ia terpikirkan apa maksud murid-murid tadi? Kakinya melangkah entah kemana tujuannya.
Hingga akhirnya tibalah ia di lapangan basket. Tentu saja ia bertanya-tanya mengapa angin membawanya kesana?
"Loh? Kenapa gue malah kesini?" ucap Sera kebingungan.
Ia memutuskan untuk kembali ke kelas. Namun, pandangannya tertuju pada seseorang yang sedang duduk menyendiri di kursi penonton.
Orang itu terlihat frustasi. Mengenakan seragam sekolahnya, duduk termenung dan tentu saja sendirian.
"Itu siapa?" Sera bertanya pada diri sendiri. Setelah ia perhatikan lebih jelas, ia meyakini bahwa itu Jeongseong.
"LAH ITU SI ANAK NGESELIN ITU KAN?! SETAN! WAHHH GUE HARUS BIKIN PERHITUNGAN SAMA DIA!" ujar Sera dengan yakin.
"Gak jadi deh, nanti nambah masalah gue lagi." Ucapnya membatalkan niatnya. "Tapi tuh anak kayaknya lagi galau? Jangan-jangan yang tadi mereka bilang bener?!"
Sera menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya. Ia masih memperhatikan Jeongseong dengan rasa penasaran.
Hingga akhirnya Jeongseong beranjak dari kursi, mengambil blazer serta minumannya.
"Hacchim!" Tiba-tiba saja Sera bersin dan mendatangkan perhatian Jeongseong.
Dilihatnya gadis itu dengan penuh tanda tanya, "Sera?" panggil Jeongseong.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU ㅡ 99 DAYS [HARUTO WATANABE] [END]
FanfictionAku salah. Pertemuan kita ternyata bukan takdir melainkan luka. Bukan selamanya melainkan sementara. Menyakitkan, memang.