Hari terakhir MOS
Pagi ini Sera masih sedikit ngantuk karena semalam susah tidur. Padahal waktu di rumah Haruto dia lelap banget.
Sera hanya membaringkan kepalanya diatas meja kantin. Tak lupa memejamkan kedua matanya.
"Ser? Kenapa lo? Sakit?" tanya Wonyoung sambil nepuk pundak Sera.
"Engga, gue ngantuk." Jawab Sera yang masih tetap pada posisinya.
"Begadang ya semalem?" tanya Leeseo.
"Nggak, cuma susah tidur aja, bentar-bentar tidur, bentar-bentar bangun. Begitu aja semalem." Balas Sera dengan suara yang samar-samar.
"Semangat Ser! Hari ini kita harus berjuang dapetin tanda tangan di id card kita! Biar lulus MOS!" ujar Yeseo sambil mengunyah sepotong roti.
"Iya, hari ini hari terakhir MOS! Tetap semangat dan jangan lupa caper ke kakel ganteng! Siapa tau di notice?" imbuh Wonyoung melantur.
"Elo aja itu mah!" sambung Yujin.
"Napa si? Gak seneng?" ejek Wonyoung.
Tiba-tiba ada salah satu panitia MOS yang nyamperin meja kantin tempat sekumpulan keenam gadis-gadis itu.
"Ekhem?" Suara deham terdengar sangat jelas dan memiliki ciri khas tersendiri.
"OANJIR?! GANTENG BINGITS! FIXS DOI GUE! YANG LAIN GAK BOLEH!" batin Wonyoung yang dipenuhi tekad.
"Ini kok masih ngumpul disini? 5 menit lagi bakal dimulai, mending pada baris di lapangan." Tegur Sunghoon, panitia MOS yang barusan nyamperin mereka.
"Eh? Iya kak! Makasih info nya," sahut Zoa.
"Ini yang lagi tidur siapa?"
Mendengar itu, Sera spontan membangunkan tubuhnya, "eh? Saya gak tidur kak!"
"Oh, kirain. Yaudah, saya permisi. Semangat MOS nya!"
"Siapp kakk!"
Wonyoung masih ngeliatin jejak kepergian Sunghoon sambil senyum-senyum gemas. "Ganteng banget anjir, semoga dia masih single." Harap Wonyoung.
"Labil banget lo, najis!" cibir Yujin.
"Terserah!"
ㅡㅡㅡ
Circle nya Sera udah pada baris di aula. Mendengarkan ceramah ustadㅡ Maksudnya pembina yang lagi menjelaskan siapa aja yang harus dimintain tanda tangan.
Di atas teater sudah ada 4 orang yang berdiri dengan tegap memancarkan aura senioritas. Salah satunya ada Haruto.
"Loh? Itu kak Haruto ngapain? Jangan bilang dia juga masuk list kakak kelas yang harus dimintain tanda tangan?" gumam Sera.
"Nah, kalian harus dapetin tanda tangan mereka. Ada Bae Irene, Haruto, Park Jihoon, dan Lee Taeyong."
"Kan, benar sudah dugaanmu Ser! Kak Haruto masuk list!" batin Sera lelah.
"Aduh, itu sampingnya kak Haruto siapa sih? Yang lagi nyengir? Manis banget deh, jadi pengen gebet." Ucap Yujin sambil menatap dengan puppy eyes pada pria bernama Park Jihoon.
"Park Jihoon, tadi kayaknya kakaknya nyebutin nama mereka secara berurutan." Sahut Leeseo.
"Awh, manis banget gakuat!!"
"Ngeledek doang! Jadi ngegebet kakak kelas juga kan!" cibir Wonyoung.
"Dih? Masbuloh? Lagian ini pertama kalinya, gue gak plinflan kayak elo ya! Bentar-bentr ganti doi!" balas Yujin tak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU ㅡ 99 DAYS [HARUTO WATANABE] [END]
FanfictionAku salah. Pertemuan kita ternyata bukan takdir melainkan luka. Bukan selamanya melainkan sementara. Menyakitkan, memang.