HAIIIIII~
AHH MIAN BARU UPDATE LAGI :(
Bener-bener sibuk banget kemarinnn :(
Hari yang sama ...
"Oke! Semangat! Satu soal lagi!" Sera terlihat bersemangat begitu tugasnya sudah ingin selesai. Ia membaca soal terakhir yang tertulis di bukunya. "Jika sin 23=m, maka cos 113 ... "
"Kerjain sendiri coba, tadi udah gue bantu jelasin, kan? Sama kayak nomor 4 itu-"
"Ssssst! Jangan menganggu kefokusan gue. Diem!" Sera berpikir keras berusaha menyelesaikan sendiri jawabannya.
"Oke."
cos 113° = cos (90° + 23°)
cos 113° = cos 90° . cos 23° - sin 90° . sin 23°
cos 113° = 0 . cos 23° - 1 . sin 23°
cos 113° = - sin 23°
cos 113° = - m
"Nah! Ketemu! Jawabannya itu -m, bener gak gue?"
"Mana coba liat?"
"Nih."
"Pinter."
"YES! SELESAIIII!!" Sera berteriak gembira.
Haruto melihat jam di ponselnya sudah pukul 13.00 kst.
Sekarang adalah jadwalnya Kemoterapi. Dan, gak lama lagi pasti Junkyu bakal ngomel-ngomel ke Haruto. Masalahnya, kalau gak di ingatkan pasti Haruto lupa.
"Udah siang, gue pulang ya?" pamit Haruto.
"Yahh! Kok cepet banget sih? Huh!" Sera jadi cemberut.
"Baru inget, ada janji sama temen." Ucap Haruto berbohong.
"Temen yang mana?'
"Temen kelas."
"Siapa? Cewek?"
Haruto mengangguk.
"Ooh."
"Kenapa? Cemburu?"
"Nggakk! Siapa juga yang cemburu? Nggak tuh!"
"Gak sayang dong sama gue?"
"Gatau."
"Lah, kok gak tau?"
"Huh!"
"Idih, kok jutek? Ngambek?"
"Nggak!"
"Bohong?"
"Nggak ih!"
"Idihhh, ngambek."
"Nggak!"
"Hahahaha, bercanda. Mana ada cewek di kelas deket sama gue, orang di usir terus sama cctv 24 jam."
"Hah? Cctv?"
"Siapalagi? Tuh, si Junkyu. Overprotective emang bocahnya."
"Emang dia ngapain?"
"Panjang ceritanya. Gak cukup sehari nyeritain kelakuan Junkyu." Kata Haruto dengan nada penuh ejekan.
"Emang dasar aneh!"
"Yaudah, gak ada lagi, kan? Gue boleh pergi?"
"Bentar, Kak! Tunggu bentarr aja! Jangan kemana-mana! Bentar doang! Serius sumpah!" desak Sera lalu lari terbirit-birit ke bagian dalam rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU ㅡ 99 DAYS [HARUTO WATANABE] [END]
FanfictionAku salah. Pertemuan kita ternyata bukan takdir melainkan luka. Bukan selamanya melainkan sementara. Menyakitkan, memang.