Hari ini tepat sebulan Rain ditinggalkan oleh keluarganya dan tepat sebulan juga dia menetap bersama keluarga Archer. Kondisi Rain jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Sebelum bersama Papa Binar, begitu banyak lebam dan luka lecet di sekitar betis dan punggung, tubuh kurus, pipi tirus, dan tidak ada senyuman tercetak di belah bibirnya.
Sekarang, Rain terasa lebih hidup. Si kecil terlihat berisi— bisa dilihat dari pipinya yang chubby dan perut bayinya. Bekas luka di sekujur tubuh terutama di betis sudah tidak terlihat lagi. Yang paling penting psikis Rain jauh lebih sehat dan stabil. Dia selalu tersenyum dan tertawa, apa yang dilakukannya tidak dilingkari rasa ketakutan lagi.
Rain juga menyadari perubahan hatinya. Hampir 15 tahun dia hidup bersama mami papinya, tak pernah dia merasa sebahagia ini. Dia bahkan lupa kapan terakhir tersenyum dengan mami papinya. Berbeda dengan keluarga Archer, bahkan di setiap menit pun Rain bisa tersenyum cerah.
Daddy Reagan, Papa Binar, dan Raja benar-benar membuat suasana baru di hidupnya. Dilimpahkan kasih sayang, dirawat dengan baik, tidak ada kekerasan fisik, dan tidak ada suara tinggi yang menyakiti hatinya. Tidak, Rain tidak merasakan kesedihan barang sedetik saja.
Siang ini cukup terik. Udara panas dan banyak polusi begitu terasa, terlebih waktu menunjukkan pukul 1 siang. Rain tengah sibuk menyusun buku-buku pelajaran yang baru dibeli pekan kemarin. Ditemani Papa Binar, bibirnya tidak berhenti manyun lucu sembari menulis nama di buku barunya. Buku-buku yang sudah selesai ditulis namanya akan diberi ke Papa Binar untuk disimpan ke rak buku.
Daddy Reagan dan Papa Binar memutuskan untuk memasukkan Rain ke sekolah yang sama dengan Raja. Setelah obrolan panjang dengan Papah Martin beberapa minggu yang lalu, Daddy Reagan dan Papa Binar mendatangi sekolah tempat Raja menimba ilmu.
Mereka bertemu langsung dengan kepala sekolah dan menyerukan maksud mereka datang ke sekolah. Hampir dua jam mereka saling melempar pertanyaan dan berdiskusi akhirnya kepala sekolah memberi izin Rain belajar di sana. Tentu saja ada beberapa syarat yang diajukan yang telah disepakati bersama.
Sejujurnya, Papa Binar masih ragu untuk usulan ini. Namun melihat Rain yang memekik senang setelah diberi tahu akan sekolah, dia tidak tega mematahkan semangat belajar sang anak.
Daddy Reagan dan Raja juga tampak semangat menyambut hari itu tiba. Mereka bahkan mengajak si kecil Rain pergi ke Gramedia untuk membeli berbagai perlengkapan sekolah dan buku-buku yang akan dipakai nantinya. Selain itu, Reagan juga membeli beberapa kaos kaki, singlet, dan tali pinggang. Jangan lupakan sepatu sekolah hitam mahal nan mengkilat. Rain tak henti-hentinya mengelus sepatu barunya seperti lampu ajaib Aladdin.
Oh bahkan Rain mendapat tas dan sepatu baru (ʃƪ^3^)untuk seragam, sekolah yang menyediakannya.
Papa Binar hanya bisa tersenyum kecil melihat ketiga prianya berjalan berdampingan di depan sana meninggalkannya seorang di belakang. Tak apa, Papa Binar maklum akan hal itu. Namun kesal juga karena dirinya dilupakan ( ⁰͡ Ĺ̯ ⁰͡ )
"Udah semua ditulis, de,?" tanya Papa Binar setelah selesai menyusun rapi buku di rak. Rain yang telungkup melirik ke sekitarnya sebelum mengangguk cepat.
Bukan hanya membeli perlengkapan sekolah, kamar Rain juga dirombak habis-habisan oleh Daddy Reagan. Dia mengeluarkan semua peralatan bayi— yang seharusnya untuk anak keduanya— dan di bawa ke gudang. Mereka tidak seboros itu membuang barang baru meskipun tidak akan terpakai.
Daddy Reagan menghabiskan uangnya untuk membeli tempat tidur berukuran lebih besar, rak buku untuk menyimpan buku pelajaran Rain, meja belajar supaya si kecil tidak lelah belajar dalam keadaan telungkup, karpet berbulu jika Rain ingin berbaring di lantai, dan masih banyak lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Fanfiction[NORENMINHYUCK] [ON GOING] Like rainbow after rain. Happiness will come after sorrow #1 out of gay stories #1 out of norenminhyuck stories #2 out of renjun stories #3 out of fluffy stories #5 out of norenmin stories #5 out of markren stories #6...